Ambon (Antara Maluku) - Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku menargetkan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui penyebaran kanker serviks terhadap 393.609 orang kaum perempuan di Maluku.
"Pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker serviks di Maluku akan berlangsung selama lima tahun," kata Ketua tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, Ny. Retty Assagaff di Ambon, Rabu.
Upaya deteksi dini kanker mulut rahim tersebut merupakan program Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin istri Presiden Joko Widodo, Iriana Jokowi dan bekerja sama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan serta melibatkan seluruh kader PKK di Indonesia.
Ny Retty mengatakan, khusus di Maluku pemeriksaan akan dilakukan selama lima tahun dengan sasaran 393.609 orang perempuan produktif pada 11 kabupaten/kota di provinsi berjuluk seribu pulau tersebut.
Pada tahun 2015 pemeriksaan gratis menggunakan metode Inspeksi Visual menggunakan Asam Asetat (IVA test) terhadap 469 kaum perempuan.
Pada tahun 2016 yakni sebanyak 21.712 orang perempuan dan meningkat tahun 2017 sebanyak 42.383 perempuan, 99.051 orang perempuan pada tahun 2018.
"Sedangkan pada 2019 sebagai tahun terakhir akan dilakukan pemeriksaan gratis kepada 229.992 orang perempuan," katanya.
Melalui pemeriksaan tersebut, menurut Ny. Retty diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker mulut rahim tersebut.
IVA test sendiri memiliki sejumlah nilai lebih dibanding tes pap smear, diantaranya akurasinya sama dengan tes pap smear. Bahkan, IVA test dapat dilakukan di fasilitas kesehatan sederhana seperti Puskesmas.
"Diharapkan program pemeriksaan gratis ini dapat berdampak menurunkan angka kematian perempuan produktif di Indonesia, khususnya di Maluku," katanya.
Ditambahkan, sebelum tahun 2007 jumlah kematian perempuan produktif di Maluku akibat kanker serviks tercatat hanya dua orang dari 10.000 perempuan, namun pada tahun-tahun berikutnya meningkat meningkat menjadi 10 orang dari 10.000 perempuan produktif.
Sedangkan data BPJS Kesehatan secara nasional jumlah kasus kanker serviks pada tahun lalu di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 68.883 kasus dengan total biaya Rp 48,2 miliar. Di tingkat rawat inap ada 18.092 kasus dengan biaya Rp 123,1 miliar.
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Sekitar 8.000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.
Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.