Fadel Muhammad: Kondisi Mangrove Indonesia Kritis
Sabtu, 31 Juli 2010 17:29 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan ekosistem hutan mangrove di Indonesia secara umum saat ini dalam kondisi kritis dan rusak berat.
"70 persen hutan mangrove di Indonesia kondisinya kritis dan rusak berat," kata menteri saat pencanangan gerakan "Ayo Tanam Mangrove" yang dipusatkan di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Jumat.
Kondisi ini, ujar Fadel Muhammad, lebih diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan mangrove yang menjadi habitat berkembang biaknya berbagai jenis biota laut.
"Kesadaran masyarakat untuk melestarikan mangrove sangat rendah. Banyak hutan mangrove yang ditebang masyarakat dan pohonnya diambil untuk membangun rumah, maupun karena kegiatan reklamasi pantai," tandasnya.
Dia berharap melalui gerakan "Ayo Tanam Mangrove" dan bersih bersih pantai yang dilakukan di Ambon, tidak hanya sekedar untuk memeriahkan rangkaian kegiatan pelayaran internasional Sail Banda 2010 yang puncaknya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 3 Agustus mendatang.
"Jangan hanya saat ini kita tanam mangrove dan bersih pantai, tetapi harus dilakukan setiap saat. Masyarakat juga harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk melestarikan ekosistem mangrove sebagai tempat pemijahan dan berkembang biak biota laut," tandasnya.
Dia berharap masyarakat di Kota Ambon, terutama yang bermukim di sekitar Pesisir Teluk Ambon untuk mulai peduli dengan kondisi dan kelestarian mangrove sekaligus melakukan penanaman, sehingga dapat berdampak sebagai sumber kehidupan generasi di masa mendatang.
"Saya berharap masyarakat di sekitar Teluk Ambon dapat melakukan upaya serius untuk mengendalikan pencemaran baik akibat limbah ilmiah, padat maupun limbah cair termasuk mencegah pencemaran dari sampah baik itu sampah di darat maupun di laut.
Fadel Muhammad dalam kesempatan itu menyerahkan bibit mangrove, kantong penampung sampai saat pembersihan pantai, serta kantung untuk memungut sampah di dasar laut kepada perwakilan pelajar, pemuda dan penyelam.
Fadel bersama istrinya Hasana Muhamad, Wakil Gubernur Said Assagaff, sejumlah Kepala Dinas Pemprov Maluku serta ribuan pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat dan para PNS, juga melakukan aksi bersih pantai di sekitar Desa Poka dan Rumah Tiga.
Gubernur Karel Ralahalu dalam sambutannya yang dibacakan Wagub Said Assagaff, mengatakan, penyelamatan ekositem pesisir perlu dilakukan diantaranya dengan penanaman mangrove.
"Penanaman mangrove tidak cukup dilakukan melalui kegiatan sporadis, tetapi harus terencana dan dilakukan secara nasional dan terus-menerus melalui gerakan "Ayo Menanam Mangrove" agar hutan bakau khususnya di Maluku dapat menjadi filter guna mencegah terjadinya pencemaran di pesisir pantai," katanya.
Menurut dia, gerakan Ayo Tanam Mangrove selain bertujuan merehabilitasi ekosistem mangrove dan mengendalikan pencemaran yang terjadi di pesisir dan laut di wilayah Maluku yang terdiri dari ribuan pulau, juga menumbuhkan apresiasi dan kesadaran semua komponen masyarakat untuk melestarikan ekosistem pesisir dan pantai.
Sedikitnya 50 ribuan anak pohon mangrove ditanam di beberapa lokasi di kota dan Pulau Ambon, diantaranya di Desa Halong, Lateri, Negeri Lama, Nania dan Poka, sedangkan di Kabupaten Maluku Tengah penanamannya akan digelar pada tanggal 31 Agustus di Desa Tulehu, Mamala dan Morela.