Ambon (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Ambon, Maluku, mencatat telah melayani 394.748 penumpang melalui Pelabuhan Yos Sudarso Ambon sejak Januari hingga pertengahan September 2025.
Kepala Cabang PT Pelni Ambon Marthyn Heryanto di Ambon, Senin, mengatakan jumlah itu terdiri atas 205.485 penumpang embarkasi (berangkat dari Ambon) dan 189.263 penumpang debarkasi (tiba di Ambon).
“Secara keseluruhan, jumlah penumpang yang dilayani Pelni Ambon pada periode Januari hingga pertengahan September 2025 masih relatif stabil dibanding tahun 2024, meski ada sedikit penurunan dari angka 401 ribu penumpang pada periode yang sama tahun lalu.
Ia merinci pada periode Januari–September 2024 jumlah penumpang embarkasi mencapai 209.000 orang dan debarkasi 192.000 orang.
“Perbedaan tidak terlalu signifikan, karena pola pergerakan penumpang masih dipengaruhi kebutuhan masyarakat, faktor ekonomi, serta momentum hari besar keagamaan,” ujarnya.
Marthyn menjelaskan puncak pergerakan penumpang di Ambon tahun ini tercatat pada bulan Januari, serta meningkat kembali pada April dan Juli seiring adanya stimulus ekonomi yang dicanangkan pemerintah.
“Stimulus ekonomi tersebut berdampak pada peningkatan pergerakan masyarakat. Dari Ambon sendiri, kami mencatat ada sekitar 33 ribu penumpang yang memanfaatkan momen itu,” katanya menambahkan.
Ia menjelaskan jumlah penumpang kapal laut mengalami naik-turun setiap tahunnya karena dipengaruhi berbagai faktor.
Lonjakan biasanya terjadi pada momentum hari besar keagamaan seperti Lebaran, Natal dan tahun baru ketika banyak warga melakukan perjalanan mudik atau pulang kampung.
Kondisi ekonomi juga berperan penting, sebab ketika daya beli meningkat, misalnya berkat stimulus ekonomi atau pencairan bantuan pemerintah, jumlah penumpang naik signifikan, sementara pada saat harga kebutuhan pokok melonjak, minat bepergian berkurang.
Selain itu, faktor cuaca turut menentukan, yang mana musim gelombang tinggi sering membuat masyarakat menunda perjalanan, sementara laut yang tenang mendorong peningkatan mobilitas.
Ketersediaan moda transportasi lain seperti pesawat atau jalur darat juga mempengaruhi pilihan masyarakat, walau di wilayah kepulauan seperti Maluku kapal laut tetap menjadi moda utama.
Kebijakan pemerintah, baik berupa subsidi maupun pengaturan tarif, ikut mempengaruhi jumlah penumpang, demikian pula kualitas pelayanan dan fasilitas kapal yang menentukan tingkat kenyamanan serta kepercayaan masyarakat dalam menggunakan transportasi laut.
Berkaitan dengan hal itu, Pelni Ambon, lanjut dia, berkomitmen untuk terus menghadirkan pelayanan transportasi laut yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat Maluku.
“Kami berharap Pelni tidak hanya menjadi sarana mobilitas, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui kelancaran distribusi manusia maupun barang. Karena itu, Pelni Ambon akan selalu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” pungkas Marthyn.
