Ternate, 27/8 (Antara Maluku) - Belasan petugas Peternakan Dinas Pertanian Maluku Utara (Malut) diterjunkan ke sejumlah pasar higienis untuk memeriksa sampel hewan kurban yang saat ini telah dijual para pedagang di Ternate.
"Memang kami telah memeriksa kesehatan hewan kurban jelang Idul Adha 1436 Hijriah, sehingga bisa mengantisipasi adanya daging bermasalah yang akan dikonsumsi masyarakat," kata Kasi Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Pertanian Malut, dr Sugeng Wiyono di Ternate, Kamis.
Menurut dia, petugas yang turun di berbagai pasar tradisional bersama petugas Balai Penyilidikan Mutu Produk Peternakan (BPMPP) Bogor untuk melakukan surveylance daging unggas yang beredar di Ternate dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Malut.
Kemudian, hasil sampel itu akan di bawa untuk diuji di laboratorium Bogor guna mengantisipasi adanya hewan atau daging yang mengandung formalin maupun semaran mikroba yang bisa mengganggu kesehatan masyarakat saat mengkonsumsi daging tersebut.
Sementara itu, hingga saat ini, harga daging dipasar Higenis Kota Ternate masih normal, bahkan kasus kenaikan harga daging tidak berpengaruh pada sejumlah pasar daging sapi di Kota Ternate, karena hingga saat ini harga masih normal yang dijual Rp110 ribu/kilogram.
Salah seorang pedagang daging sapi di Ternate, Burhan ketika dihubungi mengatakan, hingga saat ini, harga daging masih normal belum ada kenaikan harga dan Daging sapi yang dipasarkan di pasar Higienis merupakan daging sapi lokal yang berasal dari Halmahera Timur (Haltim).
"Kita di sini tidak tau faktor pemicu naiknya harga daging yang diinformasikan ke publik, yang kita tau stok daging kita saat ini ada dan aman-aman saja," katanya.
Dia menduga kenaikan harga karena ketersediaan stok tak mencukupi untuk kebutuhan pasar. Kasus kenaikan daging sapi di tingkat pusat, tidak berpengaruh pada Daerah, karena hingga saat ini peminat pembeli meningkat, dan harga relatif normal.
Kasus kenaikan harga Daging sapi yang hangat dibicarakan, tidak berpengaruh di Kota Ternate, karena ketersediaan daging lokal yang menjadi unggulan, sehingga tidak terancamnya kehabisan stok maupun terjadinya kenaikan harga Daging sapi pada tingkat eceran.
