Ambon, 28/4 (Antara Maluku) - Harga daging sapi segar di pasar daging terapung Arumbai, kawasan Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, hingga Jumat masih bertahan.
Sejumlah pedagang menawarkan harga daging sapi segar Rp100 ribu per kilogram, sedangkan tetelan Rp25 ribu/kg, dan jeroan lainnya Rp40 ribu/kg.
Nadsir (47), pedagang daging sapi, ketika di konfimrasi di lokasi penjualan mengatakan bahwa harga tersebut sudah bertahan lama, stok relatif cukup banyak, sementara pembeli agak berkurang.
Ia menyebutkan konsumennya kebanyakan pengusaha restoran dan pedagang bakso, coto, dan dagangan kecil-kecilan lainnya. Kebanyakan dari mereka membeli daging tetelan atau tulang yang dicincang dengan harga Rp25 ribu/kg.
"Yang kami takutkan menghadapi bulan puasa nanti, banyak peternak yang kemungkinan mempermainkan harga untuk mencari keuntungan. Dengan demikian, akan memengaruhi harga eceran di pasar," ujarnya.
Menyinggung soal harga daging ayam beku yang berasal dari Surabaya, dia menyebutkan sebesar Rp33 ribu/kg, produksi lokal antara Rp45 ribu dan Rp55 ribu/ekor atau tergantung pada ukuran.
Harga daging ayam kampung sebesar Rp75 ribu/ekor, dan telur ayasm ras Rp1.400,00/butir.
Untuk ikan segar jenis sembung seperti momar dan kawalinya ukuran besar Rp20 ribu/enam ekor, sedangkan ukuran ikan sedang Rp20 ribu /delapan ekor, ikan bubara kecil Rp40 ribu/ekor atau tergantung pada ukuran, dan komu Rp20 ribu/empat ekor.
Ikan karang seperti kerapu Rp50 ribu/enam ekor, cumi jenis bulu Rp20 ribu/enam ekor, dan udang Rp50 ribu/tumpuk kecil.
Harga ikan cakalang maupun ikan tatihu segar, menurut dia, bervariasi mulai Rp40 ribu hingga Rp75 ribu/ekor atau tergantung pada ukuran ikan.
"Ikan masih mahal disebabkan pasokan dari desa-desa nelayan agak berkurang. Kalaupun ada, juga tidak terlalu banyak. Biasanya kalau pasokan berkurang, dijual langsung oleh istri-istri para nelayan," kata Udin, pedagang ikan di Pasar Mardika.
Selama ini, lanjut dia, pedagang di pasar hanya mengharapkan pasokan ikan momar dan kawalinya maupun komu dari Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, ada juga dari Desa Tulehu.
"Apalagi, sekarang ini banyak istri nelayan yang langsung ke pasar menjual hasil tangkapan suami mereka mengakibatkan harga ikan tetap mahal karena memang ikannya segar-segar," ujarnya.