Ternate, 23/5 (Antara Maluku) - Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty meminta agar mahasiswa di Universitas Halmahera, Maluku Utara (Malut), untuk mendukung program Keluarga Berencana (KB) di daerah ini.
"Dengan melakukan peningkatan kapasitas mitra kerja dalam pelaksanaan program KKBPK, tentunya mahasiswa bisa menyampaikan program KB dalam mendorong percepatan pembangunan bangsa," katanya saat menyampaikan kuliah umum di Kampus Universitas Halmahera di Tobelo, Selasa.
Menurut dia saat ini tengah gencarkan revolusi mental berbasis keluarga sesuai undang-undang nomor 2 tahun 2009 tentang kependudukan dengan berupaya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) diturunkan, sehingga penduduk seimbang dengan kelahiran rata-reata 2,1 persen.
"Revolusi harus dilakukan untuk menuju kesejahteraan, Indonesia gagal mengatasi kemiskinan karena meninggalkan program KB," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta agar semua pihak termasuk kampus mendukung program KB, karena kalau kelahiran tidak ditekan dan tdk berkualitas membawa bencana mulai dari aspek sosial hingga ekonomi.
Untuk itu, BKKBN canangkan sistem informasi keluarga, angka kematian ibu melahirkan dari 359 per 1000 jiwa, usia wanita melahirkan di bawah 21 tahun, karena sel-sel kandungan belum matang.
Dia mengakui, sejak era reformasi, Indonesia meninggalkan program KB. Akibatnya, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meninggalkan menjadi meningkat. Bahkan, daya yang dimilikinya, setiap 1,5 jam selalu saja di Indonesia ada ibu melahirkan meninggal dunia.
Dimana, dari hasil pernikahan dini itu, para ibu yang baru berusia 21 tahun rata-rata memiliki dua hingga tiga anak, karena dengan adanya temuan itu, pihaknya akan menggencarkan pemberian informasi tentang risiko pernikahan dini ke masyarakat.
Dijelaskannya, perkawinan bukanlah hal mudah, di dalamnya terdapat banyak konsekwensi yang harus dihadapi sebagai suatu bentuk tahap kehidupan baru individu dewasa dan pergantian status dari lajang menjadi seorang istri yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus sepanjang perkawinan.