Ternate, 29/3 (Antara) - Para Petani di sejumlah sentra pengembangan padi sawah di Maluku Utara mengharapkan bantuan pembuatan lantai jemur gabah dari pemerintah setempat, karena mereka memiliki keterbatasan dana membuatnya sendiri.
"Kami selama ini selalu kesulitan menjemur gabah, terutama saat panen raya karena lantai jemur gaba yang tersedia ukurannya sangat kecil,"kata Arif salah seorang petani asal Kao, Kabupaten Halmahera Utara di Ternate, Kamis.
Petani sawah di wilayah itu melakukan panen tiga kali setahun dengan produktivitas sekitar tujuh ton per hektare, sehingga harus didukung dengan lantai jemur gaba yang memadai agar gaba yang dihasilkan memenuhi standar kualitas.
Menurut dia, beras yang dihasilkan dari penggilingan padi di wilayah Kao, selama ini kurang diminati pedagang beras dari kota, karena kadar airnya diatas 12 persen sebagai dampak dari proses penjemuran yang tidak maksimal.
Para pedagang beras kurang berminat membeli beras dengan kadar air diatas 12 persen, karena tidak bisa disimpang dalam kurung waktu yang lama, selain itu juga kurang diminati konsumen karena kalau dimasak menjadi nasi cepat basi.
Dukungan pemerintah dalam pengembangan padi sawah, kata Arif, selama ini sangat besar ditandai dengan pemberian bantuan sarana pertanian, benih unggul, pencetakan sawah baru dan pembangunan irigasi.
Tetapi dukungan itu seharusnya dibarengi pula dengan bantuan kepada petani untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan sesuai standar, di antaranya bantuan pembuatan lantai jemur gaba dan pengadaan mesin penggiling padi yang juga standar agar beras yang dihasilkan banyak diminati konsumen.
Salah seorang pedagang beras di Ternate, Amirullah mengakui bahwa mereka kurang tertarik membeli beras produksi lokal, seperti yang dihasilkan petani dari Halmahera Utara dan Halmahera Timur, karena kadar airnya sangat tinggi dan kalau disimpang dalam waktu lama akan rusak.
Pemprov Malut terus berupaya mengembangkan padi sawah untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat setempat, karena dari kebutuhan beras sekitar 140ribu ton per tahun, yang dihasilkan produksi lokal baru sekitar 50ribu ton per tahun.