Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI, Hotma Marbun meminta prajurit TNI yang akan menjadi satuan tugas pengamanan perbatasan Republik Indonesia dan Papua Nugini, agar mewaspadai penyakit terutama AIDS dan Malaria."Yang perlu juga diwaspadai adalah penyebaran penyakit di wilayah Papua, yang sampai kini masih menjadi ancaman serius yakni HIV AIDS dan Malaria," kata Pangdam Hotma Marbun saat memimpin upacara penerimaan dan pembekalan prajurit satuan tugas (Satgas) Batalyon Infantri (Yonif) 141/AYJP di Jayapura, Selasa.Satgas Yonif 141/AYJP akan menggantikan Satgas Yonif 527/Baladibya Yodha dan Satgas Yonif 330/TD menggantikan Satgas Yonif 713/Satya Tama sebagai Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Republik Indonesia dan Papua Nugini (RI-PNG).Untuk itu, Pangdam Hotma Marbun menegaskan, setiap prajurit TNI harus mampu menghindarinya dengan mengendalikan diri dan pola hidup sehat serta taat terhadap norma agama."Terhadap hal ini saya yakin semua prajurit TNI sudah juga menerima dan paham atas informasi tentang penyakit tersebut, dan cara pencegahannya dari berbagai penyuluhan yang telah diberikan," ujarnya.Sedikitnya dua batalyon pasukan infanteri TNI Angkatan Darat (satu batalyon sekitar 700 prajurit), dari Batalyon Infantri (Yonif) 141/AYJP dan Yonif 330/TD, akan menggantikan Satgas Yonif 527/Baladibya Yodha dan Satgas Yonif 713/Satya Tama sebagai Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG.Wilayah perbatasan RI-PNG memiliki panjang kurang lebih 780 kilo meter, memanjang dari daerah Skouw disebelah utara, membujur sampai selatan hingga sungai Benscbach, dan hanya ditandai dengan 52 patok batas atau monument.Kondisi medan perbatasan RI-PNG pada umumnya berupa pegunungan dan hutan belantara serta sungai-sungai, sehingga sangat sulit jika ditempuh melalui jalur darat.
Satgas Pamtas RI-PNG Diminta Waspada AIDS
Rabu, 20 Oktober 2010 8:30 WIB
