Mantan pemain tim nasional Belanda asal Maluku, Simon Tahamata mengakui dirinya prihatin melihat PSA (Persatuan Sepak bola Ambon) tidak aktif lagi seperti pada beberapa tahun lalu."Beta prihatin karena pembinaan kepada pemain junior kurang optimal, akibatnya PSA Ambon tidak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia saat ini," katanya, di Ambon, Senin.Tahatama yang difasilitasi Mobilae Maluku Foundation, Belanda serta LSM Cergas dan Ambon Manise Institute itu berada di Ambon dalam rangka memberikan latihan kepada pemain usia 10 - 15 tahun pada 15 - 17 November 2010."Beta dengar PSA cukup disegani dalam kiprah sepak bola nasional dan bila saat ini tidak aktif lagi itu sangat disayangkan, "tegasnya.Tahamata menegaskan, pembinaan berlangsung baik tergantung penerapan manajemen dari pengurus."Jadi sekiranya pengurus saja tidak ada, maka pasti pembinaan berjalan kurang optimal di masing - masing klub," katanya.Ia menyarankan Pengprov PSSI Maluku perlu melihat masalah tersebut, sehingga kepedulian warga Belanda asal Maluku untuk mendorong pembinaan sepakbola di daerah ini tidak mubazir."Beta diberitahu Bert Pentury( pelatih KNVB di Belanda) bahwa dia telah melakukan pelatihan kepada para pelatih maupun pemain usia dini sejak 2005, tapi tidak berkembang karena kepengurusan PSA tidak aktif sehingga perlu ditangani sesegera mungkin oleh Pengprov PSSI Maluku," ujarnya.Ketua Pengprov PSSI Maluku, Dirk Soplanit pada kesempatan lain mengatakan telah dikoordinasikan Guberur Maluku, Karel Albert Ralahalu yang juga Ketua Umum KONI setempat untuk menggelar seminar guna mencari jalan keluar mengaktifkan kembali PSA."Soal waktu saja untuk menyelenggarakan seminar tersebut, sehingga kepedulian warga Belanda asal Maluku disambut baik karena strategis dalam mendorong pembinaan prestasi sepak bola daerah ini," katanya.
Simon Tahamata Prihatin PSA Tidak Aktif
Senin, 15 November 2010 10:58 WIB
