Saumlaki (ANTARA) - Pemerintah kabupaten (Pemkab) Kepulauan Tanimbar, Maluku, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mendukung pembentukan Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) di wilayah itu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepulauan Tanimbar, Herman Yoseph Lerebulan, menyatakan, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan FGII sebagai bentuk dukungan atas kehadiran organisasi profesi guru di wilayah itu.
"Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan di Saumlaki pada 17 Februari lalu. Sebelumnya saya sudah komunikasi dengan Ketua Umum DPP FGII Ibu Tety Sulastry Lokollo, jadi ini satu penghargaan bahwa kita harus banyak buka mitra dan relasi. Jangan kita anggap pintar. Kita harus adopsi pengetahuan dan teknologi dari luar untuk membantu kita," kata Herman di Saumlaki, Senin.
Herman berterima kasih kepada FGII yang sudah melahirkan sejarah baru yakni membuka cabang di wilayah Kepulauan Tanimbar.
Dia menyatakan kehadiran FGII akan membantu menggerakkan perubahan dan menjadi organisasi penggerak pendidikan di wilayah itu.
"Selama ini sudah ada beberapa MoU yang kita buat yaitu "sekolah jenius" di Jakarta, Universitas Terbuka untuk para guru bisa cepat memperoleh sertifikasi dan Indonesia Mengajar," katanya.
Ditambahkannya, di Tanimbar hingga kini sudah ada organisasi penggerak pendidikan yakni Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), namun komunikasi selama ini belum terlalu lancar.
"PGRI ini hanya sebatas merayakan ulang tahun saja, tapi untuk kegiatan-kegiatan yang memberikan motivasi kepada guru-guru belum jalan," katanya.
Ketua DPC FGII Kabupaten Kepulauan Tanimbar Astuty Dwiwahyuni menjelaskan, berdasarkan pengalaman 5 tahun terakhir FGII mendampingi dan terlibat kerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Deputi Tumbuh Kembang Anak, Asdep Pemenuhan Hak anak atas Pendidikan, Kreativitas dan Budaya dalam kegiatan pelatihan Sekolah Ramah Anak.
Dengan mengimplementasikan praktik baik disiplin positif pada satuan pendidikan menuju Sekolah Ramah Anak, maka sebagai organisasi guru FGII tergerak untuk mengambil peran membantu Pemerintah dalam menyukseskan Program Merdeka Belajar.
"Konsep yang akan kami usulkan adalah program pelatihan Kepala Sekolah dan Guru Penggerak untuk memperkuat sekolah-sekolah, Kepala Sekolah, guru yang pernah mendapatkan pelatihan Sekolah Ramah Anak dan mendeklarasikan sekolah Ramah Anak," katanya.
Menurut Dwi, untuk memperoleh kepala sekolah dan guru penggerak yang dapat melakukan perubahan maka FGII memiliki konsep yang diusulkan melalui pelatihan yang kreatif dan inovatif dengan pembekalan materi yang yang dapat memotivasi para kepala sekolah dan guru untuk menjadi kepala sekolah penggerak dan guru penggerak.
Selanjutnya, untuk mempermudah koordinasi di daerah/wilayah sasaran maka pihaknya menentukan sekolah yang sebagian besar kepala sekolahnya berstatus anggota FGII dengan mempertimbangkan wilayah 3T sebagai pilihan utama.