Ambon (ANTARA) - Lebih dari seribuan pendukung tim negara Belanda di Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku, tumpah ruah di jalan-jalan untuk berpawai dan konvoi merayakan kemenangan timnya atas Austria 2-0 dalam laga kedua Grup C Euro 2020, di Johan Cruyff Arena di Amsterdam, Jumat dini hari.
Pemantauan ANTARA, Jumat pagi, warga Ambon yang merupakan pendukung fanatik tim Belanda mulai turun ke jalan-jalan di ibu kota provinsi Maluku itu, untuk berkonvoi menggunakan sepeda motor dan mobil, setelah bek kanan Denzel Dumfries mencetak gol kedua di menit ke-67, sebagai penentu kemenangan di laga tersebut.
Gol kedua Dumfries yang dinobatkan sebagai "man-of-the-match" dalam laga kedua itu, menjadi pemicu meluapnya eforia pendukung tim negara Kincir Angin untuk berkonvoi di jalan-jalan utama kota Ambon, karena sebelum pertandingan berlangsung mendapat banyak tekanan dari pendukung tim lainnya bahwa tim asuhan Frank de Boer itu akan ditaklukkan oleh Austria.
Kendati aparat kepolisian Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau lease melakukan penyekatan secara ketat di sejumlah ruas jalan, namun tidak menyurutkan niat para pendukung tim Oranje tersebut untuk berkonvoi.
Bahkan belasan pendukung tim Belanda ikut berkonvoi menggunakan sepeda dengan membawa bendera negara tersebut untuk merayakan tim mereka lolos ke babak 16 besar Euro 2020.
Kawasan yang paling ramai dan padat pendukung tim Belanda untuk berkonvoi yakni dari kawasan Batu Gantung-Kudamati-Air Salobar, kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Di wilayah ini aparat kepolisian memperketat penyekatan dengan menutup akses menuju pusat kota Ambon.
Aksi pawai dan konvoi di kota Ambon dengan membawa berbagai atribut tim Belanda, mulai dari kaos, jaket, bendera berbagai ukuran hingga gaya rambut yang dicat berwarna oranye tersebut berlangsung hampir dua jam dan berakhir pukul 07.20 WIT.
"Kemenangan atas Austria ini membuktikan bahwa tim Oranje tidak mudah takluk. The Flying Dutchmen bukan tim 'ayam sayur'," kata Mato (25), salah seorang warga pendukung tim Belanda.
Mato yang ikut berkonvoi bersama belasan temannya dengan membawa bendera Belanda berukuran 5x1,5 meter, mengaku akan tetap turun jalan untuk berkonvoi seusai tim belanda bertanding.
Mato menjamin dirinya bersama rekan-rekan yang bermukim di kawasan Air Salobar, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, akan tetap mematuhi protokol kesehatan, terutama menggunakan masker saat berkonvoi, termasuk menggunakan kelengkapan kendaraan secara lengkap agar tidak terkena sweping oleh aparat kepolisian.
Sesuai pemantauan, aparat kepolisian yang melakukan penyekatan di beberapa tempat juga melakukan sweping dan menilang puluhan pendukung tim Belanda yang berkonvoi. Kebanyakan pendukung ditilang di tempat karena tidak menggunakan helm, tidak memiliki surat-surat kendaraan atau menggunakan knalpot bersuara bising.
Data Antara warga Maluku terutama di Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease merupakan pendukung fanatik tim sepakbola Belanda saat tampil di Piala Dunia, EURO maupun kejuaraan internasional lainnya.
Fanatisme ini dilatari ikatan emosional karena banyak orang Maluku atau warga Ambon yang tinggal dan telah menjadi warga negara Belanda. Ikatan ini semakin kuat setelah pemerintah kota Ambon kerap menjalin kerja sama dengan pemerintah Kerajaan Belanda di berbagai bidang pembangunan.