Jakarta (ANTARA) - Pemain sayap (winger) Inggris, Bukayo Saka menganggap platform medsos seperti facebook, twitter dan instagram, belum serius melakukan pencegahan pelecehan daring setelah dirinya menerima tindakan rasisme selepas kegagalannya dalam adu penalti final Euro 2020.
Saka, yang merupakan satu dari tiga algojo penalti Inggris yang gagal melawan Italia di Wembley, Minggu (11/7), menjadi sasaran serangan rasial daring bersama dua rekannya, Marcus Rashford dan Jadon Sancho.
Melalui media sosial pribadinya, Saka mengunggah surat terbuka mengomentari kegagalannya tetapi juga menyoroti kesadaran bahwa hal itu akan menimbulkan pesan sarat kebencian yang bakal diterimanya.
Baca juga: Jadon Sancho anggap serangan rasial yang dialaminya di final Euro 2020 bukan hal baru
"Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa kecewanya saya atas hasil dan tendangan penalti saya. Saya percaya seharusnya kami memenangkan ini untuk kalian semua," tulis Saka dalam unggahannya di akun Twitter pribadinya, @BukayoSaka87, Kamis malam.
"Saya meminta maaf tidak bisa membawa pulang trofi ini untuk kalian tahun ini. Akan tetapi, saya berjanji akan memberikan segenap kemampuan demi memastikan generasi ini tahu apa rasanya jadi juara," ujarnya menambahkan.
Talenta Arsenal itu berterima kasih kepada pendukungnya tetapi menyoroti kegagalan platform medsos melindungi penggunanya dari serangan-serangan serta pelecehan rasial.
Baca juga: Facebook, Twitter perangi rasisme terhadap pemain Inggris yang kalah di Euro 2020
Kepada platform media sosial Intagram, Twitter, dan Facebook, dia tidak ingin anak-anak maupun orang dewasa harus menerima pesan kebencian dan menyakitkan dirinya, Marcus, dan Jadon terima sepekan ini.
"Saya tahu langsung kebencian semacam ini akan saya terima dan itu adalah kenyataan menyedihkan bahwa platform kuat kalian tidak melakukan hal yang cukup untuk mencegah pesan semacam ini," katanya.
Menurut dia, tidak ada tempat untuk rasisme ataupun kebencian dalam bentuk apa pun di sepak bola maupun masyarakat.
"Bagi sebagian besar orang yang bersatu melawan pesan semacam ini dengan mengambil tindakan serta melaporkannya kepada polisi dan mengusir kebencian ke sesama, kita akan menang. Cinta kasih akan selalu menang," tutup Saka.
Baca juga: Buntut kalah di final Euro 2020, Southgate jijik terhadap tindakan rasis kepada pemain Inggris
Baca juga: Sudah gagal juara, Inggris diselidiki UEFA terkait rusuh final Euro 2020