Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga menyatakan berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan tangki atau storage bahan bakar minyak dan elpiji di wilayah timur Indonesia demi mewujudkan ketahanan energi dan akses yang lebih baik bagi masyarakat.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Putut Andriatno mengatakan pihaknya siap mengoperasikan 12 tangki bahan bakar minyak di wilayah timur Tanah Air pada tahun ini.
“Dengan adanya tangki itu, kami harapkan ketahanan energi di wilayah tersebut akan semakin terjaga dan kebutuhan energi masyarakat dapat kami penuhi,” kata Putut dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (17/6).
Baca juga: Pertamina nyatakan tangki yang terbakar berisi benzena 1.100 barel, begini penjelasannya
Dia merinci lokasi 12 tangki bahan bakar minyak yang sudah siap beroperasi antara lain berada di Badas, Nusa Tenggara Timur, Pare-Pare di Sulawesi Selatan, dan Ternate di Maluku Utara.
Kemudian daerah Masohi, Bula, Dobo, Labuha, Saumlaki, Wayame, dan Namlea di Maluku. Terdapat pula tangki BBM di Papua, yaitu daerah Nabie dan Merauke.
Kapasitas tangki bahan bakar minyak beragam antara 500 kiloliter hingga 20.000 kiloliter tergantung dari proyeksi kebutuhan energi di masing-masing wilayah tersebut.
“Pembangunan storage baru itu adalah bagian dari peningkatan kualitas layanan yang dapat Pertamina berikan kepada masyarakat. Pertamina dapat memanfaatkan kehadiran storage itu untuk menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat," pungkas Putut.
Selain 12 tangki tersebut, Pertamina juga merencanakan pembangunan storage BBM di Nusa Tenggara Timur, yakni Maumere dan Waingapu.
Ada pula tangki elpiji yang akan dibangun di daerah Bima di Nusa Tenggara Barat, Tenau Kupang di Nusa Tenggara Timur, Wayame di Maluku, dan Jayapura di Papua.
“Kami harap titik storage BBM dan elpiji yang masih dalam proses ini bisa segera diselesaikan demi memperkuat ketahanan energi nasional," kata Putut.
Baca juga: Pertamina: Jangan khawatir stock BBM di Malut aman, begini penjelasannya
Baca juga: 2.757 pekerja Chevron jadi pekerja Pertamina, kok bisa?