Ternate (ANTARA) - Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Maluku Utara mengingatkan kepada nelayan, motoris, maupun operator kapal untuk mewaspadai cuaca buruk di perairan setempat.
Direktur Polairud Polda Malut Kombes Pol R. Djarot Agung Riadi di Ternate, Senin, mengatakan pentingnya surat izin kapal beroperasi juga berdasarkan perkembangan terkini cuaca, selain menyangkut kelayakan sebuah kapal untuk berlayar.
"Kelayakan dari kapal itu perlu, kalau kapal tersebut tidak layak jangan dipaksa untuk berlayar," katanya.
Pihaknya juga harus memperhatikan keselamatan para nelayan, motoris, maupun operator kapal.
Personel dari beberapa instansi berwenang bisa melihat secara langsung kelayakan kapal untuk berlayar.
"Mereka juga harus melengkapi alat-alat di atas kapal untuk keselamatan seperti navigasi, 'life jacket', dan sebagainya. Untuk navigasi dan 'life jacket' itu sangat penting, itu diwajibkan setiap kapal harus ada, kalau navigasi dan 'life jacket' tidak ada tentunya kembali ke dinas yang mengeluarkan perizinan," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Maluku Utara yang berlaku selama 20-26 Februari 2022.
Dalam rilis tersebut, terpantau pola sirkulasi udara di utara Papua dan utara Australia yang menyebabkan terbentuknya pola konvergensi dan belokan angin yang dapat meningkatkan pembentukan awan konvektif di sebagian besar wilayah Malut.
Prakirawan Cuaca BMKG Ternate Fahmi Bachdar menyatakan fenomena ini mengakibatkan beberapa wilayah di Malut berpotensi hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang, serta meningkatnya ketinggian gelombang di perairan Malut.
Kewaspadaan potensi hujan lebat diprediksi pada 20-22 Februari disertai angin kencang mencapai 25 knot di wilayah Morotai, Tobelo, Loloda, Galela, Malifut, Kao, Ibu, Kedi, Jailolo, Batang Dua, Ternate, Tidore, Sofifi, Sidangoli, Patani, Gebe, Maba, Wasile, Weda, Kayoa, Obi, serta Kasiruta.
Potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Morotai, perairan Ternate-Jailolo-Batang Dua-Bitung, perairan Loloda, perairan Gebe, perairan Bacan, perairan Obi, perairan Kepulauan Sula dan Taliabu, perairan timur Halmahera, laut Halmahera, serta Samudera Pasifik utara Halmahera pada 20-26 Februari 2022.