Ambon (ANTARA) - Balai Taman Nasional Manusela menyatakan membuka kembali kunjungan wisata di kawasan konservasi di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku itu mulai tanggal 24 Maret 2022, dan salah satunya kunjungan wisata alam ke kawasan pendakian gunung Binaiya yang cocok untuk traveller yang mau healing sambil menikmati keindahan alam.
Kepala Balai Taman Nasional (TN) Manusela, MHD Zaidi di Ambon, Sabtu, mengatakan kawasan konservasi tersebut sempat ditutup cukup lama karena dampak pandemi COVID-19. Meskipun kini sudah kembali dibuka, lanjutnya, namun jumlah kunjungan masih dibatasi hanya 30 persen dari biasanya.
“Pembatasan ini kan kita mengacu kepada aturan pemerintah pusat. Dalam kabupaten, kita mengarah pada gugus tugas, yang membatasi area wisata dengan 50 persen,” kata Zaidi..
Ia menjelaskan untuk lokasi pendakian binaiya jalur Piliana, kunjungan per hari dibatasi dua orang hingga maksimal 34 orang per hari. Kemudian di jalur Huaulu maksimal kunjungan 77 orang per hari. Sedangkan untuk destinasi wisata Pantai Ora dan sekitarnya, kapasitas kunjungan untuk piknik maksimal 108 orang per hari, untuk berenang 109 orang, snorkling 13 orang, dan tracking 19 orang per hari.
Untuk lokasi Goa Hatusaka, kapasitas untuk kemah hanya dua orang per orang, dan tracking 11 orang. Untuk lokasi tracking mangrove, kapasitas untuk kemah lima orang, wisata mangrove satu orang, berenang 56 orang, piknik 22 orang, dan tracking 22 orang. Untuk jalur Birdwatching jalan SS Trans Seram, Birdwatching, 20 orang, dan tracking 25 orang.
Menurutnya, meskipun diberikan peluang sesuai surat edaran Bupati Maluku Tengah sebesar 50 persen, namun dirinya mengambil langkah untuk membatasi hanya 30 persen, ini untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan COVID-19 kembali.
“Jadi saya sekarang masih agak protektif. Jadi saya buka aja 30 persen walaupun kapasitasnya di sana bukanya 50 persen, tetap saya buka dulu 30 persen, melihat perkembangan. Kalau 30 persen ini tidak bermasalah termasuk tingkat penularan COVID-19, termasuk kesiapan lapangannya oke, mungkin saya akan naikkan ke 50 persen,” jelasnya.
Baca juga: Menikmati konser musik di Dusun Tuni yang terpencil di Ambon, wujudkan kota musik dunia
Selain itu, kata Zaidi, Balai TN Manusela juga secara ketat menerapkan protokol kesehatan yang ketat terhadap para wisatawan.
Di antaranya, wisatawan wajib menjaga kebersihan lokasi wisata dan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan mewajibkan pengunjung menggunakan masker, serta menerapkan jaga jarak antar pengunjung dan memastikan tidak ada kerumunan untuk mencegah potensi penyebaran COVID-19.
“Jadi saya kan juga bilang, akan melakukan monitoring dan evaluasi. Nanti dari evaluasi itu, kita lihat sejauh mana perkembangan ini. Kalau oke, dari segi penerapan Prokes dan kesiapan lapangan, pasti akan kami kembangkan,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (Apgi) Maluku, Dadang Udjur mengatakan, sangat menyambut positif dengan dibukanya kembali taman manusela, termasuk jalur pendakian Gunung binaiya.
“Karena dengan dibukanya kembali kegiatan pendakian, sektor pariwisata dalam hal ini para pelaku usaha wisata seperti operator pendakian, pemandu gunung dan porter dapat kembali menjalankan usahanya yang sempat terhenti selama penutupan kawasan ini akibat pandemi COVID-19,” kata Dadang.
Baca juga: Galeri Ekraf percantik destinasi wisata Gong Perdamaian di Ambon, cocok untuk staycation
Menurutnya, terkait dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh Balai TN manusela merupakan Standar Operasional Prosedur(SOP) dalam reaktvasi secara bertahap di kawasan taman nasional dalam masa new normal pandemi COVID-19.
“Harapan saya semoga pandemi segera berakhir sehingga aktivitas di kawasan taman nasional manusela dapat kembali normal seperti sedia kala,” ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada para wisatawan dan pendaki, agar tetap mematuhi protokol kesehatan, dan menjaga kelestarian alam
“Jangan lupa untuk tetap menghormati norma masyarakat setempat serta menjaga etika selama melakukan pendakian,” pungkas Dadang.
Baca juga: Tradisi Wurloor Hernar Nes E Yau di Kepulauan Kei Maluku Tenggara, cocok untuk traveller penyuka laut
Taman Nasional Manusela adalah kawasan konservasi dengan luas sekitar 189.000 Hektare. Lokasi kawasan ini hampir meliputi 75 persen kabupaten Maluku Tengah.
Taman ini merupakan gabungan dari dua cagar alam, yaitu Wae Nua dan Wae Mual beserta seluruh perluasan wilayahnya. Namun demikian, secara administratif kawasan Taman Nasional Manusela termasuk di Kecamatan Seram Utara dengan ibukota Wahai dan Kecamatan Seram Selatan dengan ibukota Tehoru.
Taman Nasional Manusela juga merupakan daerah konservasi alam terindah yang ada di Indonesia. Berbagai aktifitas pun dapat dilakukan di Taman Nasional Manusela, mulai dari panjat tebing, hiking, camping, snorkling, hingga diving pun dapat dilakukan di berbagai lokasi pilihan dengan daya tarik yang berbeda-beda.
Baca juga: Fenomena Air Salobar potensial jadi destinasi wisata Maluku Tenggara yang harus dikunjungi traveller