Ambon (ANTARA) - Destinasi wisata Gong Perdamaian Dunia di Kota Ambon, Provinsi Maluku, makin menarik dikunjungi wisatawan karena hadirnya Galeri Ekonomi Kreatif (Ekraf) yang buka hingga malam hari. Spot wisata ini juga cocok untuk traveller yang ingin staycation di wilayah Maluku.
"Di dalam galeri ada 19 gerai yang berisikan produk UMKM dengan lima produk ekonomi kreatif unggulan di Maluku, seperti fesyen, kuliner, kriya, seni pertunjukan dan musik," kata Kepala Bidang Ekraf Dinas Pariwisata Maluku Muhammad Ali Hanafi Saumena di Ambon, Selasa.
Gong Perdamaian Dunia di Ambon diresmikan pada 25 November 2009, sebagai simbol perdamaian sekaligus pengingat sejarah kelam perang saudara yang pernah memecah-belah Maluku pada 1999.
Monumen tersebut berdiri di pusat Kota Ambon, tepatnya di Jalan Pattimura. Galeri Ekraf berlokasi di dalam komplek bagian belakang monumen, dan baru mulai beroperasi sejak akhir Januari 2022.
"Jadi di sini memang kita rencana sebagai one stop service, para wisatawan bisa datang melihat Gong Perdamaian, bisa dapat informasi pariwisata, sekaligus bisa mencicipi seluruh kuliner Maluku," kata pria yang akrab disapa Han itu.
Mengunjungi Galeri Ekraf paling cocok pada sore dan malam hari karena gemerlap lampu monumen Gong Perdamaian dan warna-warni gerai UMKM, yang dihiasi lampu pijar kuning di sekitarnya terlihat memunculkan suasana yang rileks dan menenangkan pikiran.
Baca juga: Pemkot akan bangun spot wisata di Pulau Ternate, kembangkan destinasi pariwisata
Kuliner menarik dengan harga terjangkau layak untuk dicoba, di antaranya kopi rempah, mi sagu, pisang nuget dan nasi goreng kambing.
Menurut Han, jumlah transaksi penjualan UMKM di Galeri Ekraf selama sembilan hari terakhir cukup bagus yakni mencapai sekitar Rp20 juta. Tingkat kunjungan paling ramai adalah pada saat akhir pekan.
"Memang nanti akan ramai pada saat akhir pekan, jadi akan ada penampilan live musik pada akhir pekan di sini," katanya.
Baca juga: Fenomena Air Salobar potensial jadi destinasi wisata Maluku Tenggara yang harus dikunjungi traveller
Ia mengatakan Galeri Ekraf merupakan hasil diskusi dengan komunitas ekonomi kreatif yang mendambakan ruang untuk mengekspresikan karya mereka.
Sebelumnya Dinas Pariwisata juga telah membantu memfasilitasi pelaku ekraf Maluku dengan penyelenggaraan acara tertentu, seperti pameran, festival dan pojok ekraf.
"Awal tahun ini dalam bentuk galeri ekraf, berupa pemanfaatan ruang publik untuk pengembangan ekraf," katanya.
Baca juga: Dinas Pariwisata terapkan "virtual marketing" kembangkan wisata Maluku, optimalkan kinerja
Ia menambahkan, Galeri Ekraf mulai buka setiap hari pukul 17.00 hingga 22.00 WIT. Pada jam operasional tersebut, pengunjung untuk masuk ke komplek monumen Gong Perdamaian Dunia tidak dipungut biaya Rp5.000 per orang seperti biasanya.
Sedangkan, untuk UMKM yang berjualan di Galeri Ekraf hanya dikenakan biaya sewa Rp450.000 per bulan untuk penggunaan gerai yang sudah disediakan lengkap dengan aliran listrik dan air bersih.
Baca juga: Arkeolog: Benteng Nieuw Victoria Ambon cocok jadi "open air museum"