Ternate (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) meminta agar pemerintah daerah dapat mengantisipasi naiknya harga pangan, menyusul banyaknya industri dan tenaga kerja yang berdatangan ke Malut.
"Kami melihat, adanya industri pertambangan yang begitu berkembang pesat dan bertambahnya tenaga kerja daerah lain masuk ke Ternate dan Malut, akan pengaruhi harga pangan. Apalagi Ternate memiliki ketergantungan pangan sangat besar di daerah lain," kata Kepala Perwakilan BI Malut, Eko A Iriyanto di Ternate, Senin.
Dia menyatakan, persoalan pangan harus menjadi perhatian karena dikhawatirkan akan terjadi inflasi pangan yang sangat tinggi.
Menurut dia, BI telah membangun kerjasama yang intensif dengan TPID berbagai daerah di Indonesia dan telah dilakukan peluncuran gerakan nasional pengendalian inflasi, bisa menekan kenaikan harga pangan yang tinggi.
Apalagi, biaya angkutan laut dan udara sebagian besar alami kenaikan, tentunya sangat berdampak pada harga pangan di Malut, apalagi daerah ini, terutama Kota Ternate untuk kebutuhan pangan masih bergantung di daerah lain.
"Kami akan bersinergi bersama pemerintah di daerah, terutama dalam melakukan pelatihan bagi petani lokal, agar bisa memberikan garapan hasil tani memuaskan, agar kebutuhan pangan bagi masyarakat bisa terpenuhi," ujarnya.
Baca juga: Harga emas merosot 6,5 dolar AS, tertekan data ekonomi kuat
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, mengakui, dalam beberapa bulan ini, pasokan berbagai komoditas pangan ke Ternate minim, akibat sejumlah daerah pemasok alami gagal panen.
Kepala Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Usaha Disperindag Kota Ternate, Lakamisipa membenarkan minimnya pasokan komoditas ke Ternate karena pasokan dari Halmahera dan Sulawesi berkurang akibat adanya gagal panen di daerah tersebut.
"Sesuai laporan, sejumlah komoditi seperti bawang, rica dan tomat (barito) saat ini minim di pasaran, akibatnya terjadi kenaikan harga," ujarnya.
Baca juga: BI: Harga tiket pesawat ikut mendorong inflasi di Maluku, begini penjelasannya
Lakamisipa menyebut, gagal panen petani diakibatkan karena faktor cuaca, terutama untuk kebutuhan bawang yang biasanya dipasok dari Bima NTB dan tomat dari Pulau Sulawesi dan Halmahera, karena kebutuhan masyarakat kota Ternate sangat bergantung pada daerah lain.
Baca juga: BPS: kenaikan tarif angkutan udara sumbang inflasi Ambon 1,67 persen