Singapura Lakukan Bedah Kanker Paru Manfaatkan Robot
Rabu, 23 Februari 2011 13:05 WIB
Pusat Jantung Nasional Singapura menjadi lembaga kesehatan pertama di Asia yang melakukan operasi bedah kanker paru dengan sistem endoskopi memanfaatkan robot. Cara ini meningkatkan keselamatan pasien dan keakuratan operasi dengan memperpendek masa tinggal di rumah sakit.
Prosedur itu sangat potensial yang akan dipilih untuk operasi bedah paru-paru yang tidak mengganas secara minimal dalam waktu dekat.
Pusat Jantung Nasional Singapura (NHCS) baru-baru ini menuntaskan lobectomi yang dibantu tenaga robot pertama kali di kawasan Asia Tenggara. Untuk pertama kalinya di kawasan itu, cuping paru-paru yang menderita penyakit disembuhkan dengan menggunakan sistem robot yang canggih bernama Da Vinci Si Dual.
Perkembangan baru ini membuat NHCS salah satu dari 25 pusat di dunia yang menawarkan pembedahan lobectomi kepada para paseinnya.
Tenaga robot yang dilengkapi dengan kemampuan gerak tujuh derajat itu mampu melakukan manuver-manuver yang rumit. Alat canggih ini menawarkan artikuasi instrument dengan standar superior dengan kelegaan dan jangkauan gerak alat itu secara aktual jauh melebihi kemampuan tangan manusia.
Sistem teknologi tinggi ini juga mampu menghilangkan gerakan yang gemetar yang umum terjadi pada tangan manusia. Gambar tiga dimensi dengan kemampuan pembesaran sangat tinggi yang dihasilkan kamera canggih serta rancang alat yang sangat ergonomis secara bersama-sama memungkinkan pembedahan dilakukan dengan ketepatan yang luar biasa dan sangat aman.
Nonya Goh Geck Khin merupakan salah seorang pasien dari dua pasien yang telah menjalani pembedahan labectomi yang dibantu robot di NHCS itu. Tumor sepanjang tiga sentimeter yang dideritanya dihilangkan dari paru-paru kanannya dan ia keluar empat hari setelah operasi operasi.
"Keluarga saya sangat kuatir mengenai saya selama saya dioperasi. Tetapi semuanya berjalan dengan baik. Saya bahagia dengan mengalami hanya empat luka kecil dan sedikit sakit saja," kata nenek berusia 71 tahun yang selalu semangat ini.
Dokter yang mengoperasi Nyonya Goh, Dr Su Jang Wen, Konsultan Departemen Bedah Cardiothoracic, NHCS menambahkan, "Rata-rata tinggal untuk pasien labectomi menggunakan robot adalah sekitar tiga sampai lima hari sedangkan untuk pembedahan terbuka rata-rata tinggalnya mencapai lima sampai tujuh hari."
Akurasi prosedur juga berarti peningkatan keselamatan bagi pasien.Hasil pada pusat kesehatan lainnya di seluruh dunia memperlihatkan bahwa prosedur itu sebaik metode pembedahan terbuka dan kami sangat bersemangat untuk menerapkan pilihan ini kepada para pasien kami.
Labectomiatau reseksi paru-paru secara tradisional dilakukan melalui sayatan dengan kepanjangan 10 sampai 16 sentimeter melalui dada dengan membuka tulang rusuk guna mencapai akses lubang dada.
Sementara, prosedur terbuka masih dengan standar utama yaitu pasien mengalami rasa sakit yang lebih paran, lebih lama tinggal di rumah sakit dan resiko infeksi yang lebih tinggi serta periode penyembuhan yang lebih lama sebelum bisa melanjutkan kegiatan rutin.
Selain itu, prosedur terbuka itu juga menyebabkan timbulnya bekas luka bagi pasien.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, NHCS telah melakukan pembedahan thoracoscopic yang dibantu video (VATS) untuk pasien kanker paru-paru tahap dini. Ini merupakan cara sederhana minimal yang mengoperasi melalui empat syatan kecil dengan alat panjang khusus yang tidak perlu membentangkan tulang rusuk.
Namun, metode VATS memiliki keterbatasan. Cara itu melibatkan operasi paru-paru dari luar rongga dada sambil melihat gambar tiga dimensi di layar komputer.
Sebagai hasilnya, persepsi atas kedalaman tidak tercapai. Teknik-teknik ini kemudian makin dibatasi oleh alat yang panjang dan rumit dengan kemampuan maneuver terbatas. Para dokter bedah juga sangat tergantung dari asistennya yang memegang kamera guna mengambil gambar dari dalam rongga dada.
Labectomi paru-paru yang dibantu robot saat ini ditawarkan untuk para pasien penyakit kanker pada tahap dini namun penerapannya diperkirakan akan meluas sampai ke operasi pembedahan kanker paru-paru yang lebih maju di masa depan.
NHCS memulai program operasi pembedahancardiothoracic yang menyerang secara minimal (RAMICS) tahun 2006 dengan pembiayan dari SingHealth Endowment Fund. Program itu kemudian tumbuh menjadi makin kuat dan kini mencakup prosedur seperti penyayatan internal mammary artery, penghilangan thymus gland,perbaikan mitral valver, penutupan kerusakan congenital heart dan yang paling akhir adalah labectomi paru-paru ini.
"Labectomi paru-paru yang dibantu komputer ini merupakan sejarah baru bagi program RAMICS NHCS. Cara itu juga menawarkan plihan baru bagi bagi dokter bedah paru-paru yang menginginkan pembedahan penyakit paru dini minimal yang lebih aman," kata Dr Tan Teing Ee, Konsultan Senior Department Bedah Cardiothoracic.
NHCS belum lama ini melakukan rata-rata 1600 bedah cardiothoracic setahunnya, termasuk di antaranya 400 bedah paru/thoracic.