Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 33,20 dolar AS atau 1,85 persen menjadi ditutup pada 1.825,50 dolar AS per ounce, setelah mencapai puncak sesi di 1.836,80 dolar AS yang tertinggi sejak 27 Juni.
Baca juga: Harga emas turun 18,40 dolar karena "greenback" menguat jelang putusan Fed
Emas berjangka anjlok 18,40 dolar AS atau 1,02 persen menjadi 1.792,30 dolar AS pada Senin (12/12/2022), setelah menguat 9,20 dolar AS atau 0,51 persen menjadi 1.810,70 dolar AS pada Jumat (9/12/2022), dan terangkat 3,50 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.801,50 dolar AS pada Kamis (8/12/2022).
Indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun tajam karena data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, malah mendorong emas.
Federasi Nasional Bisnis Independen melaporkan Selasa (13/12/2022) bahwa Indeks Optimisme Bisnis Kecil naik 0,6 poin menjadi 91,9 pada November. Namun demikian, pembacaan November adalah bulan ke-11 berturut-turut di bawah rata-rata 49 tahun sebesar 98.
Baca juga: Emas menguat 9,20 dolar karena data inflasi lebih tinggi dari perkiraan
Emas telah naik sekitar 200 dolar AS dari level rendah 1.600 dolar AS yang dicapai pada awal Oktober. Selama tujuh minggu terakhir, emas hanya membukukan penurunan dalam satu minggu.
Rebound emas telah difasilitasi oleh jatuhnya indeks dolar, yang telah kehilangan hampir 8,0 persen nilainya sejak Oktober. Pada Selasa (13/12/2022) saja, indeks, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 1,4 persen, terbesar dalam sehari sejak 11 November.
Investor sekarang sedang menunggu pengumuman pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada Rabu waktu setempat.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 58,7 sen atau 2,51 persen, menjadi ditutup pada 23,99 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari melambung 30,90 dolar AS atau 3,07 persen, menjadi berakhir pada 1.038,90 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas menguat 8,40 dolar karena Fed mungkin perlambat kenaikan suku bunga