Ternate (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen petani.
"Selain itu, kami menggandeng Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN)dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi," kata Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Jumat.
Menurut dia, penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja, tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Maluku Februari 2023 turun
Sehingga, secara garis besar, data yang diperlukan dan dikumpulkan dalam penghitungan produksi beras diantaranya luas lahan baku sawah nasional yang digunakan untuk mengestimasi luas panen yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No.686/SK-PG.03.03/ XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 adalah sebesar 7.463.948 hektare.
Pengamatan fase tumbuh padi untuk menghitung luas panen dengan KSA yang dikembangkan bersama BPPT dan telah mendapat pengakuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI (sekarang BRIN).
Produktivitas per hektare berasal dari Survei Ubinan yang telah dilakukan penyempurnaan dengan mengganti metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi berbasis sampel KSA. Khusus penghitungan potensi produksi padi periode Januari−April 2023 menggunakan pendekatan rata-rata produktivitas Subround I (Januari−April) 2018−2022.
Angka konversi dari gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras berasal dari Survei Konversi Gabah ke Beras pada tahun 2018 yang merupakan angka konversi yang lebih akurat dengan melakukan survei di dua periode musim yang berbeda dengan basis provinsi sehingga didapatkan angka konversi untuk masing-masing provinsi yang memperhitungkan pengaruh musim.
Dia menambahkan, dengan kerjasama itu, pihaknya berhasil menghitung luas panen dan produksi padi dihasilkan petani Malut selama tahun 2022 untuk luas panen padi mencapai sekitar 6.416 hektare dengan produksi beras pada 2022 mencapai 13.703 ton.
"Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 13.703 ton, mengalami penurunan sebanyak 1.995 ton atau 12,71 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 15.697 ton," kata Kepala BPS Malut.
Baca juga: BPS : Ekspor Maluku awal 2023 turun