Pemerintah telah menyiapkan dua kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI) masing-masing berada di Madinah dan Mekkah, dengan harapan seluruh jamaah calon haji dapat memenuhi seluruh rukun haji dan beribadah sesuai tuntunan, tidak terkendala masalah kesehatan.
"KKHI Mekkah lokasinya sangat strategis yakni di dekat Masjidil Haram, Mina, dan jalan menuju Arafah. Biasanya pada saat puncak ibadah haji sekitar 5 sampai dengan 9 dzulhijjah, KKHI Mekkah
sudah dipenuhi oleh peserta calon haji yang mulai kelelahan dan jatuh sakit,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo, dalam keterangan pers, di Madinah, Senin (22/5).
sudah dipenuhi oleh peserta calon haji yang mulai kelelahan dan jatuh sakit,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo, dalam keterangan pers, di Madinah, Senin (22/5).
Dua KKHI yang beroperasi selama penyelenggaraan ibadah haji tersebut, untuk di wilayah Mekkah berlokasi di Aziziyah Janubiyah, sedangkan KKHI Madinah berlokasi di Al Arid.
KKHI merupakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia dengan jenis pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, emergency, intensive/high care unit, rujukan, pemeriksaan penunjang, pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanazul dan evakuasi.
KKHI Makkah memiliki kapasitas 257 tempat tidur yang terdiri dari 223 tempat tidur (TT) rawat inap, 10 TT ICU, dan 24 TT IGD. Selain itu KKHI Mekkah juga dilengkapi dengan poliklinik gigi dan rehabilitasi medik, laboratorium, pelayanan kefarmasian, serta sarana pendukung seperti Ruang Operasi, USG, EKG, Echocardiografi, dan tiga unit ambulans gawat darurat.
Baca juga: Wakil Ketua MPR ingatkan jamaah haji jaga hati hingga nama baik bangsa
Untuk menghadapi puncak ibadah haji, KKHI Mekkah juga dilengkapi dengan pelayanan spesialis seperti penyakit dalam, paru, jantung dan pembuluh darah, saraf, jiwa, bedah, anastesi, kedokteran fisik dan rehabilitasi, dan kedokteran penerbangan.
Sementara KKHI Madinah dengan skala lebih lebih kecil dibandingkan Mekkah, memiliki kapasitas 69 TT yang terdiri dari 10 TT Instalasi Gawat Darurat (IGD), tujuh TT Intensive Care Unit (ICU), dua TT Isolasi, 43 TT Rawat Inap, dan tujuh TT psikiatri.
KKHI Madinah juga dilengkapi dengan laboratorium, apotek, poli gigi, 11 unit ambulans, serta sarana pendukung seperti USG, EKG, dan Echocardiografi.
"Walaupun KKHI Madinah skalanya lebih kecil daripada KKHI Mekkah, namun tetap memiliki pelayanan seperti rumah sakit dengan pelayanan spesialis,” jelas Kapus Liliek.
Pelayanan spesialis yang dimiliki KKHI Madinah yaitu anastesi, bedah, pengobatan emergency, jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, paru, saraf, orthopedi, dan kedokteran jiwa.
Seluruh pelayanan kesehatan tersebut, tambahnya, merupakan salah satu upaya untuk menekan angka kematian jemaah haji Indonesia di Arab Saudi dan memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi jamaah asal Indonesia.
“Harapannya adalah jamaah haji yang memiliki kendala kesehatan tetap dapat memenuhi seluruh rukun haji dan beribadah sesuai dengan tuntunannya,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah siapkan dua kantor kesehatan haji di Madinah dan Mekkah