Ambon (Antara Maluku) - Aparat kepolisian Polda Maluku menemukan dua buah bom rakitan dan dua buah bom molotov yang terbuat dari bola tenis di lokasi bentrokan antarwarga Lorong Kolonel Pieters dan Airmata.
"Pascabentrokan, aparat kami melakukan penyisiran dan menemukan bahan peledak tersebut ditambah 20 pucuk anak panah waer dan satu katapel," kata Kabid Humas Polda Maluku, AKBP J Huwae di Ambon, Selasa.
Benda-benda berbahaya ini digunakan warga yang saling bentrok sejak Senin malam (12/12) pukul 23.00 WIT dan telah diamankan ke Direksrim Umum Polda Maluku.
Menurut Huwae, aparat kepolisian melakukan penyisiran hingga ke dalam sungai yang menjadi pembatas pemukiman penduduk yang terlibat bentrokan dan menemukan bola tenis yang di belah, kemudian diisi bensin bercampur solar dan menggunakan sumbu agar bisa terbakar.
Sedangkan puluhan pucuk anak panah waer berukuran panjang sekitar 10 centimeter ini terbuat dari besi berukuran 6 milimeter.
Ditemukannya berbagai jenis senjata tajam dan bahan peledak di dalam bentrokan ini mengindikasikan masih banyak warga yang menyimpan atau membuatnya sehingga aparat keamanan harus lebih proaktif melakukan razia.
"Padahal pascabentrokan 11 September 2011 kemarin, warga secara sadar telah menyerahkan sekitar 11 pucuk senjata api rakitan kepada aparat keamanan tapi masih ada yang sengaja membuat senjata tajam maupun bom rakitan dan bom molotov," katanya.
Polisi mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpancing aksi-aksi provokasi serta menyerahkan senjata api rakitan dan bahan peledak kepada pos aparat keamanan terdekat secara sukarela.
"Kalau diserahkan secara sukarela maka tidak akan dikenakan sanksi, namun kalau tertangkap saat dilakukan razia maka yang menyimpannya akan dijerat hukum sebab tidak memiliki izin membuat atau menyimpan senjata api dan bahan peledak," katanya.
Bentrokan antarwarga Airmata cina-Lorong Kolonel Pieters Urimessing sejak Senin malam (12/12) dipicu saling ejek dengan petasan lalu berkembangkan menggunakan mercon ukuran besar jenis bola, bom molotov dan bom rakitan.
Akibatnya, lima rumah warga terbakar dan 16 warga luka-luka akibat terkena lemparan batu dan satu diantaranya terkena tembakan di dada kanan.
"Perang petasan"
Bentrokan antarwarga di kawasan Ponogoro itu sendiri berawal dari saling ejek menggunakan petasan dan kembang api.
"Peristiwa bentrokan ini bermula dari saling ejek dengan petasan antara kedua warga yang hanya dibatasi sebuah sungai kecil dan talud penahan banjir pada Senin malam (12/12) pukul 23.00 WIT," kata Kabid Humas Polda Maluku, AKBP J. Huwae kepada ANTARA di Ambon, Selasa.
Aksi saling ejek ini memicu emosi kedua warga dan berlanjut dengan pembakaran kembang api ukuran besar jenis bola-bola yang diarahkan ke rumah penduduk sehingga bentrokan tidak bisa terhindari dan lokasi bentrok yang terletak di dalam lorong menyulitkan aparat keamanan meredam situasi secepat mungkin.
Petugas pemadam kebakaran juga sangat kesulitan masuk ke TKP dan hanya bisa parkir di jalan raya lalu menarik selang sekitar 200 meter ke tepi kali untuk menyemprotkan air ke rumah penduduk yang terbakar.
Menurut Huwae, rumah warga Air Mata Cina yang terbakar adalah milik saudara Gafur, Ilias, La Musa, sedangka dua rumah lainnya yang terbakar maupun mengalami kerusakan terkena lemparan batu masih didata aparat kepolisian.
Sejauh ini aparat kepolisian masih melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi mata dan belum ada oknum yang dijadikan tersangka dalam insiden tersebut.
"Sedikitnya sebelas orang yang mengalami luka akibat terkena lemparan benda tumpul, sementara menjalani perawatan medis di RS Al Fatah Ambon, sedangkan empat orang menjalani perawatan di RS Sumber Hidup dan satu korban luka tembak dilarikan ke RSUD dr Haulusy," katanya.
Situasi keamanan di Kota Ambon terkendali dan aktivitas warga berjalan normal seperti biasa dan aparat keamanan baik dari Brimob Polda Maluku bersama Yonif 733 Raiders melakukan pengamanan di seluruh sudut kota.
Kepala Humas RSUD dr Haulussy Ambon, dr Ita Sabrina yang dihubungi secara terpisah mengatakan, satu korban luka atas nama Refelino Mahulete (22) mengalami luka tembak di dada kanan tembus belakang kini menjalani perawatan secara intensif.
"Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata peluru tidak bersarang di tubuh korban dan kondisinya saat ini sudah stabil, sementara korban lainnya Romy Titalena (29) yang terkena lemparan di badan kanan sudah pulang ke rumahnya," kata Sabrina.
Polisi Temukan Bom Molotov
Selasa, 13 Desember 2011 9:49 WIB