Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta persatuan perusahaan Real Estate Indonesia (REI) dapat memanfaatkan peluang kesenjangan kepemilikan perumahan rakyat atau "backlog" yang mencapai 12,1 juta.
"Kebutuhan kita masih sangat besar, 'backlog' kepemilikan perumahan kita masih 12,1 juta. Ini adalah sebuah 'opportunity', sebuah peluang, sebuah peluang yang bisa dikerjakan seluruh anggota REI," kata Presiden Jokowi saat menghadiri Munas REI ke XVII Tahun 2023 di Jakarta, Rabu.
Menurut Presiden, peluang untuk menyediakan rumah bagi rakyat sangat besar karena pertumbuhan kepala keluarga (KK) baru mencapai 700.000-800.000 KK per tahun.
Kepala Negara menilai bahwa industri real estate, properti dan konstruksi di Indonesia termasuk industri yang tangguh, tahan banting dan kompetitif di tengah perlambatan ekonomi global.
Baca juga: Jokowi tanggapi soal wacana revisi UU Peradilan Militer
Industri ini juga memiliki efek multiganda hingga ke 185 subsektor, mulai dari bahan material, furnitur dan interior, elektronik hingga industri jasa dapat turut bergerak.
"Semuanya industri tersangkut di situ, semen, batu bata, besi, cat, semuanya, kalau industri properti dan real estate bergerak. Furnitur, interior, lampu, kasur, bantal pasti laku karena banyak rumah-rumah baru," kata Presiden.
Industri properti dan real estate juga mencatatkan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, yakni sebesar Rp2.300 triliun sampai Rp2.800 triliun sepanjang periode 2018--2022 atau sebesar 16 persen.
Penyerapan tenaga kerja dari industri properti, real estate dan konstruksi juga mencapai 13-19 juta orang per tahunnya .
Oleh sebab itu, Presiden mengapresiasi industri properti dalam negeri yang bisa bertahan setelah dampak pandemi COVID-19, maupun perlambatan ekonomi global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden minta REI manfaatkan peluang "backlog" perumahan 12,1 juta
Presiden Jokowi minta REI manfaatkan peluang "backlog" perumahan 12,1 juta
Rabu, 9 Agustus 2023 12:49 WIB