Ambon (ANTARA) - PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) menyalurkan bantuan dana Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan (TJSL) yang diperuntukkan untuk pembuatan Hutan Musik sebagai daya tarik wisata berbasis Sound of Green di Negeri Amahusu, Kota Ambon.
Bantuan TJSL ssebesar Rp150 juta diserahkan ke enam penerima bantuan yang tergabung dalam Sanggar Booyratan di Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Kata General Manajer PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula, di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, bantuan yang diberikan melalui program TJSL Perusahaan ini sejalan dengan komitmen PLN yakni turut mendukung eksistensi Ambon sebagai kota musik dunia.
“Kami melihat bahwa, apa yang diusulkan Sanggar Booyratan ini sangat menarik dan bermanfaat secara berkelanjutan. Terutama sematan Ambon City of Music, kita perlu kembangkan melalui ide kreatif yang diramu oleh masyarakat. Kita dukung dengan program PLN, selama itu sejalan, searah dengan tujuan kami," katanya.
Baca juga: PLN UIW MMU salurkan bantuan fasilitas sekolah di Ambon
Tujuan tersebut yakni pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikategorikan dalam SDGs 15 Ekosistem Daratan.
Ia berharap, melalui bantuan dana yang diberikan, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Sanggar Booyratan dan digunakan sesuai peruntukkan.
“Bayangkan tahun mendatang masyarakat dapat menikmati musik di alam berbasis Sound of Green. Hal ini tak hanya mengembalikan potensi hutan namun nantinya pemanfaatan pepohonan ini juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat musik," ujarnya.
Penerima manfaat, Ketua Sanggar Booyratan, Hendrik Jonas Silooy menyebutkan, komitmen untuk menghadirkan Sound of Green melalui bantuan ini telah dipikirkan matang-matang.
Dirinya bersama lima pengurus memanfaatkan bantuan itu untuk penanaman anakan pohon di lahan seluas lima hektar, setidaknya terdapat lima jenis pohon yang ditanam, yakni anakan pohon Nangka, Sukun, Titi, Gomu, serta Bambu Tui.
Baca juga: PLN Maluku tanam mangrove di kawasan hutan bakau Ambon
Sejauh ini telah ditanami sekitar 200 anakan pohon. Masih ada tersisa 200 bibit lagi dalam proses penanaman di dalam Kawasan Hutan Musik.
“Di Maluku terutama Ambon, kita biasanya membuat alat musik dari pohon bambu untuk membuat alat musik suling, sementara tifa dan rebana itu dari pohon Titi," ujarnya.
Selain itu juga, telah dibangun jalan setapak sepanjang 130 meter yang dijadikan tempat pijakan pengunjung untuk mencapai puncak Hutan Musik.
Tak hanya itu, bantuan dana dimaksimalkan untuk membangun instalasi air bersih, tandon dan pompa di sekitar kawasan, selain itu pembangunan rumah dusun atau yang disebut dalam dialek lokal ‘Walang’ pun tidak terlupakan.
Pihaknya berharap masyarakat bisa menjadikan Hutan Musik sebagai destinasi wisata di Kota Ambon dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Baca juga: PLN Maluku-Maluku Utara latih pelaku UMKM kemampuan berbisnis