Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu, menggelar razia di sejumlah pusat berbelanjaan dan berhasil mengamankan puluhan jenis makanan kadaluarsa.
Razia yang dipimpin Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar melibatkan personel Satpol PP dan Disperindag dimulai dari pasar tradisional seperti Pasar Sentral Gamalama dan pusat perbelanjaan Multi Mart dan Jatiland Mal.
Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar mengatakan dalam razia yang dilakukan di sejumlah tempat menemukan sekitar 500 makanan dan minuman kadaluarsa.
Saat razia itu, kata Wakil Wali Kota, barang kadaluarsa yang ditemukan di toko dan kios yang tersebar di Kota Ternate itu langsung disita oleh petugas.
"Kami akan terus melakukan razia karena langkah yang dilakukan ini untuk melindungi para konsumen, terutama memasuki Idul Fitri," katanya.
Sementara itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Malut Karim Latukonsina ketika dihubungi secara terpisah meminta kepada masyarakat di Malut agar mewaspadai adanya makanan yang kadaluarsa.
Ia mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir BPOM Malut berhasil menyita 41 jenis obat-obatan berbahaya dan kebanyakan merupakan obat kuat untuk pria.
Ia berharap warga mewaspadai adanya penyaluran obat-obatan berbahaya yang sengaja diedarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, karena sebagian besar obat-obatan disita tidak mengantongi nomor registrasi.
Hal itu mengakibatkan produk yang diduga kadaluarsa ikut dikeluarkan sehingga untuk mengatasinya BPOM Malut telah menurunkan seluruh staf ke lapangan untuk melakukan pengawasan.
"BPOM Malut memiliki staf yang masih minim dan mereka sudah diterjunkan ke sejumlah sejumlah kabupaten/kota di Malut, seperti di Kota Ternate, Halmahera Utara, Pulau Morotai dan Halmahera Timur dan Halmahera Selatan," katanya.
Para petugas tersebut di lapangan menemukan banyak produk makanan dan minuman sudah kadaluarsa yang dijual para pedagang untuk disita selanjutkan dimusnahkan.
Sejumlah pemerhati di Malut juga berharap agar Pos POM intensif melakukan pengawasan, terutama yang dijual pedagang di sejumlah pasar sentra tradisional di daerah ini, menyusul masih banyaknya temuan produk kadaluarsa.