Ternate (Antara Maluku) - Warga Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), menyerahkan empat pucuk senjata rakitan kepada anggota TNI yang bertugas di wilayah itu.
Komandan Batalion Artileri Medan (Yonarmed), Mayor ARM Muhammad Saifuddin yang sedang bertugas di Pulau Obi di Ternate, Sabtu mengatakan, empat pucuk senjata rakitan yang diserahkan warga tersebut merupakan peninggalan saat kerusuhan di daerah ini 13 tahun lalu.
Selain empat pucuk senjata tersebut, warga di sejumlah wilayah di Malut juga menyerahkan sejumlah peluru yang masih aktif dua buah granat yang diduga merupakan sisa peninggalan perang dunia II dan 27 butir peluru.
"Senjata api rakitan, amunisi serta granat yang diserahkan warga tersebut telah diamankan dan selanjutnya akan diserahkan ke Korem 152 Babullah Ternate untuk dimusnahkan," katanya.
Masyarakat Pulau Obi yang kemungkinan masih menyimpan senjata rakitan, peluru atau granat diimbau untuk menyerahkan pula ke aparat TNI, karena sesuai ketentuan masyarakat tidak boleh menyimpan barang seperti itu.
Ia mengatakan, di Malut ada sekitar 149 personel yang ditugaskan pada delapan pos yang ada di kabupaten/kota di Malut, sehingga mereka siap menerima adanya senjata rakitan laras panjang atau laras pendek untuk dimusnahkan.
Sebelumnya Yonarmed juga mengamankan belasan senjata rakitan terdiri dari 13 pucuk senjata berlaras panjang dan enam pucuk senjata berlaras pendek bersama dua granat dan amunisi sebanyak 26 butir.
"Belasan senjata laras panjang dan laras pendek yang diamankan tersebut berasal dari berbagai titik di Malut seperti wilayah Malifut, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Kepsul, Ternate dan Pulau Morotai," katanya.
Sementara itu, Kepala Penerangan Korem 152/Babullah Ternate, Mayor Akhyar ketika mengatakan, warga menyerahkan peluru aktif dan senjata api tersebut secara sukarela, karena mereka menyadari bahwa warga sipil tidak berhak menyimpan senjata api.
Senjata api tersebut sebagian merupakan peninggalan Sekutu pada perang dunia II, sebagian lagi dibuat oleh warga saat terjadinya konflik horizontal yang terjadi di wilayah Malut beberapa tahun silam.
Dari 135 unit Senpi tersebut, tidak semuanya didapat dari Morotai melainkan ada juga yang didapat dari daerah lain seperti di Lede Taliabu, Obi, Dum-dum, dan Galela, sedangkan dari semua senpi yang paling banyak terdapat di Morotai sekitar 70 pucuk senpi yang terdapat di sangowo (Mortim), Wayabula (Morselbar) dan wilayah Kecamatan Morsel sendiri.
Korem 152/Babullah Ternate dan seluruh jajarannya di berbagai pelosok di Malut, selama ini gencar memberikan pemahaman kepada warga agar tidak menyimpan senjata api, karena hal itu melanggar ketentuan.