Ambon (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Irjen Pol Lotharia Latif mendukung pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) Kebangsaan ke XII di Wilayah Maluku untuk kemajuan mahasiswa di porvinsi tersebut.
“Kami mendukung kegiatan ini untuk kemajuan mahasiswa Maluku. Kami juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi kamtibmas yang kondusif agar program ini berjalan aman dan lancar,” kata Kapolda di Ambon, Jumat.
Hal ini dikatakannya saat menghadiri pembukaan KKN ke XII dan pencanangan zona integritas di lingkungan Universitas Pattimura (Unpatti) di Gedung Islamic Center Ambon.
Selain Kapolda, hadir dalam kegiatan itu yaitu Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Ristek, Pj Gubernur Maluku, Rektor Unpatti, para rektor di 70 kampus negeri dan swasta berbasis agama di Indonesia serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Orang nomor 1 Polda Maluku meminta masyarakat Maluku harus menjadi tuan rumah yang baik sehingga mahasiswa-mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di Indonesia memiliki kesan positif tentang Maluku.
“Saya percaya budaya orang Maluku adalah ramah terhadap para tamu yang datang dari luar,” ujarnya.
Irjen Latif juga menyampaikan tentang program unggulan Polda maluku yaitu ‘Basudara Manise’ dan beberapa pesan kepada mahasiswa agar dapat dilaksanakan dan ditindaklanjuti selama menjalani KKN. Ia meminta mahasiswa agar dapat menanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI.
Mahasiswa juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk menghadapi persaingan global menuju Indonesia emas 2045 nantinya. “Perkuat wawasan keagamaan yang moderat terbuka dan toleran," ajaknya.
Mahasiswa juga diminta untuk membentengi keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan dan pola rekruitmen terhadap paham radikal dan separatis, baik di lingkungan pendidikan masyarakat maupun di media sosial.
"Membangun jejaring dengan komunitas damai baik luring maupun daring untuk menambah wawasan dan pengetahuan," pintanya.
Mahasiswa juga diminta melakukan kegiatan-kegiatan positif baik di lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, maupun di dunia maya melalui penyebaran pesan-pesan damai dan kecintaan terhadap NKRI.
"Mahasiswa sebagai agen perubahan positif dan generasi penerus bangsa dituntut untuk memiliki etika dan moral dalam setiap aspek kehidupan, yang mana harus menjadi teladan dengan karakter kuat, visioner dan berintegritas dalam mewujudkan Indonesia emas 2045," ucapnya.
Tercatat, sebanyak 500 orang mahasiswa yang berasal dari 70 kampus negeri dan swasta berbasis agama di Indonesia. Mereka tersebar di 44 negeri/desa di Kota Ambon, Kabupaten Buru, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat.