Ambon (ANTARA) - Bank Sampah Induk (BSI) Bumi Lestari Maluku menegaskan komitmennya untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah laut.
“Kami percaya bahwa keberhasilan pengelolaan sampah laut tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat,” kata Direktur BSI Bumi Lestari Maluku Listiyah Tuharea, di Ambon, Maluku, Senin.
Hal ini disampaikan usai menerima penghargaan kategori penggerak/offtaker pengelolaan sampah laut, apresiasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut 2024 dari kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diserahkan langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Penghargaan itu, kata dia, bisa menjadi stimulan yang baik bagi BSI Bumi Lestari Maluku untuk terus berkiprah dalam edukasi, pendampingan masyarakat, dan membantu pemerintah dalam penanganan dan pengelolaan sampah.
Melalui program-program berbasis komunitas, lanjutnya, BSI berupaya mengurangi dampak pencemaran laut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Program tersebut meliputi pelatihan kepada warga mengenai cara-cara efektif mengumpulkan dan mendaur ulang sampah laut, penyediaan fasilitas pengolahan sampah di tingkat lokal, serta penyuluhan mengenai dampak pencemaran laut terhadap lingkungan dan kesehatan.
Selain itu pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah untuk memperluas jangkauan program dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pihaknya berharap inisiatif ini tidak hanya akan membantu mengurangi volume sampah di laut, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi komunitas pesisir melalui kegiatan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Dengan komitmen ini, BSI Bumi Lestari bertekad untuk menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah pencemaran laut serta memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat,” ucapnya.