Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Baabullah Ternate, Maluku Utara (Malut) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah kabupaten/kota wilayah itu.
Prakirawan Cuaca BMKG Sultan Baabullah Ternate Fahmi Bachdar di Ternate, Jumat, mengatakan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir di wilayah Ternate, Jailolo, Ibu, Kedi, Patani, Obi, Mangoli, Taliabu, dan sekitarnya.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama di wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat dan petir," ujarnya.
Menurut dia, untuk malam hari umumnya cerah berawan dengan potensi hujan ringan hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Wasile, Jailolo, Ibu, Loloda, Weda, Patani, Tidore, Ternate, Gane, Obi, Mangoli, Sanana, Taliabu, dan sekitarnya.
Sedangkan, pada dini hari umumnya berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah Batang Dua, Taliabu, Tobelo, Morotai, Kayoa, Weda, Gane, dan sekitarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bersamaan dengan La Nina Lemah.
Hal ini mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini berlangsung mulai November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025.
Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Rabu (20 11/2024).
Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina ini berpotensi mengakibatkan berbagai bencana hidrometeorologi. seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
Termasuk, kata dia, bencana banjir lahar hujan yang berpotensi terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari gunung berapi berupa pasir, abu, dan bebatuan serta kayu atau pohon, terutama untuk gunung api yang saat ini sedang atau baru saja mengalami erupsi.
Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen masyarakat,