Ambon (Antara Maluku) - Stasiun Meteorologi Kelas II Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pattimura Ambon memprakirakan intensitas curah hujan yang melanda ibu kota Provinsi Maluku dan sekitarnya pada 2014 tergolong normal.
"Musim hujan yang intensitasnya tergolong normal itu diprakirakan puncaknya pada Juni hingga Juli 2014," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II BMGK Pattimura Ambon, George Mahabessy, Selasa.
Intensitas curah hujan yang memuncak pada Juni 2014 datanya hanya pada kurang lebih 580 mm.
"Itu (curah hujan, 580 mm) masih dalam kategori normal. Diprakirakan masih bertahan hingga Juli 2014 atau sudah bisa menurun di bawah 580 mm," ujarnya.
Pastinya, intensitas hujan pada Juni-Juli 2014 tidak separah periode yang sama saat 2013.
"Dari data yang kita punya, tidak separah pada Juni - Juli 2013. Kondisi ini untuk jangka panjang. Sementara untuk jangka pendek, masih ada kemungkinan terjadinya cuaca ekstrim dan bisa saja terjadi gangguan cuaca di sekitar Maluku," kata George.
Disinggung kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor, dia menjelaskan, masih berpotensi terjadi.
"Soal potensi banjir dan longsor memang masih bisa terjadi. Banjir atau longsor tidak selamanya tergantung curah hujan, tapi pada pola penataan kota oleh pemerintah," kata George.
Karena itu, Kota Ambon maupun Kabupaten/Kota lainnya di Maluku perlu melakukan penataan lingkungan dengan baik, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), sampah dan lainnya.
"Sekiranya intensitas curah hujan tinggi, tapi kemungkinan banjir atau longsor kecil. Begitu juga sebaliknya, bila penataan kota tidak baik, maka walaupun hujan sedikit, maka potensi banjirnya besar," ujarnya.
Dampak hujan dan banjir di Maluku pada 2013 tercatat belasan warga meninggal, terluka maupun hilang, termasuk permukiman, sarana dan prasarana, baik umum maupun sosial rusak.