Ambon (Antara Maluku) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Barat Daya (MBD) menetapkan Pulau Luang, Kecamatan Mdona Hyera, sebagai sentra produksi rumput laut skala besar.
"Hampir seluruh warga Desa di Pulau Luang telah mengembangkan budidaya rumput laut skala besar dalam beberapa tahun terakhir, sehingga ditetapkan sebagai sentra produksi rumput laut," kata Kadis Kelautan dan Perikanan MBD, John James Kay, di Ambon, Selasa.
Menurut John, perairan sekitar pulau Luang baik bagian barat maupun timur sangat cocok untuk pengembangan rumput laut jenis Eucheuma Cottoni karena kondisi perairannya yang tenang dan tidak bergelombang saat musim barat maupun musim timur.
Dia mengatakan, lima hingga 10 tahun sebelumnya masyarakat di Pulau Luang lebih banyak menggeluti kegiatan pembuatan ikan asin karena garam yang dibutuhkan diproduksi sendiri, dan hasilnya dijual hingga ke kota Ambon maupun beberapa kabupaten lain di sekitarnya, dengan memanfaatkan jasa kapal barang maupun kapal milik PT Pelni.
"Tetapi dalam kurun lima tahun terakhir mereka mulai mengalihkan usahanya untuk budidaya rumput laut. Aktivitas budidaya rumput laut saat ini bahkan mulai digeluti anak sekolah dengan memanfaatkan waktu setelah pulang sekolah untuk membantu orang tuanya mengurus rumput laut yang dibudidayakan di perairan desa mereka," katanya.
Dia mengakui, Pulau Luang saat ini merupakan sentra penghasil rumput laut terbesar di kabupaten MBD selain dari kecamatan Wetar Barat, Romang, Pulau Wetang serta Pulau Marsela.
Dia mengakui pasaran rumput laut hasil produksi para nelayan pulau Luang tidak sulit karena para pedagang pengumpul baik yang bermukim di MBD maupun dari Surabaya datang sendiri untuk membeli hasil panen dengan harga yang berlaku di pasaran.
Menurut John, hasil produksi rumput laut dari kabupaten MBD mencapai lebih dari 400 ton per bulan, di mana sebagian besar dihasilkan para petani Pulau Luang.
Total produksi rumput laut dari Maluku Barat Daya tahun 2013 tercatat sebanyak 3.659,9 ton atau meningkat dari tahun 2012 yang hanya sebanyak 2.888,2 ton.
Terbanyak dihasilkan dari Kecamatan Mdona Hyera sebesar 1.663,6 ton, Pulau Romang (586 ton), Wetar Barat (558,6 ton), Pulau Wetang (480,6 ton) dan Pulau Marsela sebanyak 371,2 ton.
John menambahkan, pihaknya saat ini terus mendorong masyarakat di MBD untuk meningkatkan budidaya rumput laut sebagai salah satu komoditas utama selain hasil tangkapan dan budidaya perikanan lainnya, dengan memberikan penyuluhan tentang teknik budidaya, pengolahan pascapanen serta pemberian bantuan.
"Pemberian bantuan bibit maupun peralatan budidaya kepada masyarakat benar-benar selektif, sehingga tepat sasaran dan tidak mubasir. Langkah ini pun untuk memenuhi target kabupaten MBD sebagai salah satu sentra produksi rumput laut Maluku di masa mendatang," katanya.
