Ambon (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Saparua, Maluku, melakukan tes urine secara acak terhadap petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) sebagai langkah deteksi dini dan pencegahan peredaran narkoba di lingkungan pemasyarakatan itu.
“Kami lakukan tes secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya guna menjamin objektivitas dan efektivitas hasil pemeriksaan. Kegiatan berlangsung di ruang pembinaan Lapas, bekerja sama dengan Puskesmas Saparua dan Polsek Saparua,” kata Kepala Lapas Saparua Pramuaji Buamonabot dalam keterangan yang diterima di Ambon, Rabu.
Dia mengatakan pelaksanaan tes urine merupakan bagian dari implementasi program pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN) serta tindak lanjut dari arahan pimpinan terkait deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban.
“Kami memastikan bahwa baik petugas ataupun warga binaan terbebas dari penyalahgunaan narkotika. Ini adalah komitmen kami untuk menciptakan lingkungan Lapas yang aman, tertib, dan bersih dari narkoba,” ujar Pramuaji.
Sejumlah petugas dan warga binaan dipilih secara acak untuk mengikuti pemeriksaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis oleh tim dari Puskesmas Saparua, seluruh sampel urine dinyatakan negatif dari kandungan zat terlarang.
Menurut dia, peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan merupakan ancaman serius yang menggerus tujuan utama sistem pemasyarakatan, yaitu membina dan merehabilitasi narapidana agar dapat kembali ke masyarakat secara sehat dan produktif.
“Di balik jeruji besi, narkoba tidak hanya memperburuk kondisi mental dan fisik warga binaan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang penuh konflik, intimidasi, dan kekerasan,” tuturnya.
Selain mengancam proses pembinaan, peredaran narkoba, kata dia, juga menurunkan integritas institusi pemasyarakatan.
Menurut dia, dugaan keterlibatan oknum petugas dalam penyelundupan barang terlarang menjadi salah satu penyebab rusaknya kepercayaan publik terhadap sistem pemasyarakatan.
“Jika tidak ditangani secara menyeluruh dan tegas, peredaran narkoba di Lapas akan terus menjadi bom waktu yang mengancam ketertiban, memperpanjang siklus kejahatan, dan merusak masa depan para warga binaan yang sebenarnya memiliki peluang untuk berubah,” ujarnya.
Oleh karena itu, sebagai langkah lanjutan, kata Pramuaji, Lapas Saparua akan menjadwalkan tes urine secara berkala dan memperkuat kerja sama lintas sektor, termasuk dengan tenaga kesehatan dan aparat penegak hukum, dalam upaya pencegahan dan pengawasan peredaran narkoba di dalam Lapas.
"Langkah ini diharapkan mampu mendukung terciptanya sistem pemasyarakatan yang bersih dan bebas dari pengaruh negatif narkotika," ujarnya.