Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Provinsi Maluku Utara memindahkan lokasi pembangunan pelabuhan peti kemas bertaraf internasional dari rencana semula di Sofifi ke wilayah Oba, Kota Tidore Kepulauan.
"Lokasi pembangunan pelabuhan peti kemas itu dipindahkan dari Sofifi ke Oba karena di perairan Sofifi sering dilanda ombak keras sehingga bisa mengganggu aktivitas kapal saat memuat atau menurunkan peti kemas," kata Kepala Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Maluku Utara Burhan Mansur di Ternate, Sabtu.
Sedangkan di Oba kondisi perairannya selalu tenang dan cukup dalam sehingga sangat cocok untuk lokasi pelabuhan peti kemas, selain itu tidak jauh dari Sofifi, ibu kota Provinsi Malut dan memiliki lahan yang cukup luas untuk pembangunan berbagai fasilitas penunjang, seperti pergudangan dan tempat penampungan peti kemas.
Ia mengatakan, pemindahan lokasi pembangunan pelabuhan peti kemas dari Sofifi ke Oba itu, sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan, begitu pula untuk anggaran pembangunannya sudah masuk dalam program Kementerian Perhubungan untuk diusulkan dalam APBN.
Namun dana yang akan dialokasikan untuk pembangunan peti kemas bertaraf internasional itu belum diketahui secara pasti, karena Kementerian Perhubungan masih akan membahasnya dengan DPR-RI, sedangkan khusus penyediaan lahan untuk lokasi pembangunan peti kemas itu dananya akan dialokasikan melalui APBD Malut.
Menurut Burhan Mansur, Pemprov Malut menjadikan pembangunan pelabuhan peti kemas sebagai program prioritas, karena fasilitas itu sangat dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pemasaran berbagai komoditas di Malut, khususnya yang dihasilkan para pengusaha di wilayah Halmahera.
Selain itu, pelabuhan peti kemas yang ada di Ternate dinilai tidak memadai lagi untuk mendukung peningkatan kegiatan pengangkutan barang menggunakan peti kemas, karena lahan penampungan peti kemas di pelabuhan Ahmad Yani Ternate sangat terbatas dan sulit untuk diperluas.
Ia menambahkan, khusus untuk pembangunan bandara di wilayah Oba yang direncanakan menjadi pintu utama keluar masuk ke Sofifi, ibu kota Provinsi Malut, juga sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan, bahkan diprogramkan pembangunan awal dimulai 2016.