Ambon (ANTARA) - Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM Pendeta Elifas Tomix Maspaitella mengutarakan Kongres ke-XXX Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) 2025, diharapkan menjadi forum yang spriritualitas dan berintegritas, dengan menyatukan rasa cinta pada misi gereja.
“Kongres AMGPM harus menjadi forum yang spiritualitas dan berintegritas, dengan menyatukan rasa cinta pada misi gereja, dalam mengambil keputusan iman untuk dikerjakan, sebagai wujud melayani dengan tekun sesuai dengan kasih Allah,” katanya saat pembukaan Kongres ke-XXX AMGPM, di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan, Kongres ke -XXX AMGPM bergumul untuk proses AMGPM bertransformasi diri secara organisasi.
“Ke depan komunikasi pastoralia harus menjadi model dan gaya kepemimpinan gereja. Kita butuh sosok pemimpin AMGPM bertipe pastoralistik yang mampu menyatukan dan merangkul kader sebab dalam posisi seperti itu ia dapat mengembalikan perbedaan," katanya.
AMGPM katanya, menjadi lingkungan pembinaan iman pemuda gereja yang mampu menghimpun dan menggembalakan pemuda GPM sebagai warga gereja yang inklusif dan pluralis.
"Kami berterima kasih atas pengabdian yang sungguh-sungguh dari Pengurus besar dan pengurus daerah AMGPM atas kontribusi dalam pelayanan gereja selama ini," ujarnya.
Elifas juga berharap, AMGPM terbuka pada pembangunan wilayah dengan memacu semangat dan ketrampilan kader di sektor ekonomi yang fokus pada pengembangan potensi pangan atau ekonomi lokal.
"Era ini sudah tidak ada alasan lagi untuk pemuda gereja menjadi pengangguran. Semua hal bisa dikerjakan dan semua pekerjaan bisa digeluti. Setiap kader harus menjadi subjek ekonomi bagi diri dan keluarga," ujarnya.
Ketua Panitia Kongres ke-XXX AMGPM Bodewin Wattimena mengatakan, Kongres mengusung tema "Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM".
Tema ini diharapkan menggerakkan seluruh potensi GPM teristimewa kader AMGPM untuk terus bekerja, berkarya, menuju satu abad Gereja Protestan Maluku.
Kongres akan berlangsung 12- 17 Oktober 2025, dan diikuti oleh 492 peserta, dari Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
"Sebanyak 363 peserta menginap di rumah-rumah anggota jemaat yang tersebar di 10 jemaat dalam wilayah Klasis Pulau Ambon Timur," ujarnya.
