Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail menegaskan para pemuda yang tergabung dalam Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AM GPM) harus memiliki pemikiran positif dan konstruktif agar berani menyatakan kebenaran terhadap hal-hal dianggap salah dan keliru.
"Akhir-akhir ini banyak muncul dan beredar berita bohong, makanya pemuda gereja harus memiliki keberanian menyatakan yang benar dan salah," kata Gubernur saat membuka Kongres XXIX AM GPM, di Gereja Pniel Wayame, Kota Ambon, Minggu.
Selain keberanian AM GPM juga dituntut berlaku jujur yang dimulai dari hal-hal kecil serta berlaku adil dalam bertindak yang mendatangkan kesejahteraan banyak orang.
Menurut dia saat ini sulit sekali seseorang mempertahankan nilai keadilan saat diperhadapkan dengan masalah kesejahteraan, bahkan mengorbankan keadilan demi memperoleh kesejahteraan.
Dia berharap kongres secara virtual yang dipusatkan di tujuh lokasi di Klasis Pulau Ambon Timur dimanfaatkan selain memenuhi panggilan iman Kristiani juga melahirkan gerakan positif, kritis, inovatif dan kreatif dalam membangun karakter pemuda berkualitas.
"Organisasi keagamaan boleh berpolitik tetapi jangan politik praktis. AM GPM harus bergandengan tangan dengan OKP lain mendukung berbagai program pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah," katanya.
Berkaitan moto AM GPM yakni "Akulah Garam dan Terang Dunia", Gubernur meminta para pemuda GPM untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah serta memberi warna tersendiri dalam bingkai hidup orang basudara (bersaudara) di Maluku.
"Menjadi garam berarti memberi cita rasa, sedangkan terang adalah menjadi cahaya penuntun," katanya.
Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM Ates JS Werinussa menyatakan, AMGPM sebagai organisasi kader harus mampu tampil sebagai organisasi mandiri karena melalui kemandirian kapasitas dan integritas pemuda terlatih untuk berperan di tengah masyarakat, bangsa dan negara.
"Sudah waktunya AMGPM berani menyatakan kepada diri sendiri, sekarang kita bangun dan tidak boleh lagi digendong terus menerus oleh gerejanya," katanya.
Pernyataan ketua Sinode tersebut merujuk pada sebagian besar program organisasi tersebut terutama di lingkungan pengurus besar masih dibiayai oleh Gereja Protestan Maluku, sehingga ke depan AMGPM harus menjadi organisasi mandiri dalam mengurus pembiayaan kegiatan organisasinya.
"Memang gereja telah menetapkan angkatan muda GPM dalam upaya penanggulangan bencana yang telah terlaksana dengan baik, tetapi pelaksanaannya sebagian besar atas dukungan gereja," ujarnya.
Dia juga meminta AMPGM untuk memainkan perannya sebagai organisasi kepememudaan dan lebih banyak bekerja sama dengan OKP lain untuk memberikan kontribusi besar membangun bangs adan negara.
"Kami mencatat peran ini belum dijalankan maksimal dan perlu dikedepankan di masa mendatang," katanya.
Ia juga mengingatkan pola pembinaan pemuda secara internal perlu diberikan motif dan arah baru, bukan sekedar menjadi organisasi untuk mengatur ibadah yakni berdoa, bernyanyi dan mendengar firman saja, tetapi juga mengutamakan peran sosial di masa mendatang.
Sedangkan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy juga berharap organisasi tersebut mampu menempa kadernya agar peka terhadap berbagai persoalan seni budaya, ekologis serta sosial kemasyarakat yang terjadi saat ini.
"Kepekaan ini menjadi prasyarat yang benar-benar mengidupi moto AMGPM sebagai 'Garam dan Tarang Dunia' melalui berbagai program yang dilaksanakan di level pengurus besar hingga cabang hingga ranting," katanya.
Keterlibatan pemuda dalam mendukung program gereja dan pemerintah mulai dari desa/negeri, kecamatan,kabupaten/kota hingga provinsi merupakan wujud konkrit ibadah sosial.
Dia menyampaikan terima kasih kontribusi AMGPM mendukung penyelenggaraan pembangunan di Kota Ambon, dan diharapkan ke depan organisasi dapat mendorong kadernya berpartisipasi dalam politik maupun ruang publik lainnya, serta menjadi pelopor tumbuh suburnya budaya kewirausahaan di kalangan pemuda.
Kongres yang berlangsung secara virtual dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, dipusatkan di tujuh lokasi diikuti 297 peserta dari 34 daerah yang ada di provinsi Maluku dan Maluku Utara, dan dihadiri Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimuri, Anggota DPD-RI Novita Anakotta serta Ketua MPO DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Michael Wattimena.
Gubernur Maluku : AM GPM harus berani nyatakan kebenaran
Minggu, 25 Oktober 2020 19:04 WIB