Ambon, 7/9 (Antara Maluku) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr memanfaatkan kunjungannya ke Kota Ambon dengan mendatangi Masjid Jami di Kelurahan Silale, Senin.
Kedatangan Dubes disambut Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Maluku Idrus Toekan dan sejumlah anggota serta pengurus Masjid Jami.
Selain melihat kondisi bangunan Masjid yang didirikan pada 1860 Masehi oleh H. Abdul Kadir Hatala tersebut, Dubes Robert Blake juga berdialog singkat dengan pengurus Masjid maupun Ketua MUI Idrus Toekan dan para anggota organisasi tersebut.
Dubes mengatakan, dirinya memanfaatkan kunjungan pertama ke Ambon dan Maluku tersebut untuk mengunjungi dua tempat ibadah serta berdialog dengan para pimpinan kedua agama tersebut yakni Masjid Jami dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM).
Kehadirannya juga untuk mengikuti syukuran perayaan HUT Yobelium ke-80 GPM pada Minggu (6/9) malam atas undangan resmi Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode GPM John Ruhulesin serta menghadiri perayaan HUT ke-440 Kota Ambon di Lapangan Merdeka, Senin.
Dubes memberikan penghargaan yang tinggi atas kerja keras MUI serta umat Islam di Maluku yang bergandengan tangan bersama umat Kristiani maupun agama lainnya, untuk mewujudkan kembali persaudaraan dan perdamaian di Maluku paskakonflik sosial 1999 lalu.
"Perdamaian yang tercipta di Maluku saat ini merupakan andil dan kerja keras para pimpinan MUI bersama pimpinan agama lainnya," katanya.
Menurutnya, perdamaian sejati yang kembali tercipta di Maluku dalam nuansa kebersamaan dan persaudaraan, merupakan investasi termahal yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Dia juga mengapresiasi hubungan-hubungan antarumat maupun antarwarga di Maluku yang terjalin dengan dilandasi pranata sosial "Pela-Gandong" yang merupakan warisan leluhur.
Dia berharap hubungan kerja sama lintas agama yang harmonis dapat terus diperkuat sebagai sebuah kekuatan untuk mempersatukan seluruh komponen masyarakat di Maluku dalam pola hidup "orang sudara".
Dubes menyatakan, perdamaian dan persaudaraan antarwarga di Maluku, saat ini menjadi referensi dan acuan berbagai pihak, termasuk sejumlah negara untuk dipelajari dan diterapkan dalam penyelesaian konflik.
Sedangkan Ketua MUI Maluku Idrus Toekan menyatakan rasa terima kasih yang mendalam atas kunjungan Dubes Amerika ke salah satu masjid tertua di Maluku tersebut.
Idrus menegaskan, pihaknya bersama seluruh pimpinan lintas agama, telah berkomitmen untuk merawat dan menjaga persatuan, kesatuan dan hubungan persaudaraan yang tercipta di Maluku.
"Perdamaian yang tercipta saat ini merupakan harga mati sekaligus jati diri orang Maluku. Rasa persaudaraan ini akan terus dipelihara dan ditingkatkan, sebagai kekuatan bersama untuk membangun daerah ini di segala bidang," katanya.
Masjid didirikan pada tahun 1860 Masehi oleh H. Abdul Kadir Hatala, seorang imam besar Ambon, diatas tanah wakaf Ibu Kharie.
Pada tahun 1898 M dilakukan perluasan masjid dan pada tahun 1933 saat Ambon dilanda Banjir Besar, masjid ini mengalami kerusakan berat, sehingga pada tahun 1936 dilakukan renovasi besar dengan mendirikan bangunan yang lebih besar dan permanen. Pembangunan masjid ini selesai tahun 1940.
Tahun 1942 terjadi musibah kebakaran disekitar masjid tetapi masjid ini selamat dari amukan api. Sedangkan saat perang dunia II tahun 1944 masjid ini menjadi sasaran bom sekutu, namun masjid ini tetap utuh dan selamat.
Tahun 2004 masjid Jami direnovasi terutama penggantian lantai masjid, atap, menara dan juga kubah masjid tanpa merubah bentuk aslinya.