Ambon, 21/11 (Antara Maluku) - Negeri Soya di Kecamatan Sirimau kota Ambon terus melestarikan budaya adat, yakni tradisi pemilihan raja atau kepala desa maupun tradisi adat cuci negeri.
Negeri adat di Maluku khususnya Kota Ambon memiliki sistem pemerintahan sendiri dengan susunan pemerintahan yang terdiri atas raja, saniri, soa, kewang serta marinyo, kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy saat pelantikan Raja Negeri Soya, Selasa.
Ia mengatakan, sistem pemerintahan Negeri Soya merupakan sistem saniri latupati yang terdiri atas upulatu (raja), para kapitan, kepala soa (jou), patih dan orang kaya, kepala adat (maueng) dan kepala kewang.
Saniri Latupati juga dianggap sebagai badan eksekutif melakukan persidangan besar yang biasanya dilaksanakan sekali setahun atau bila diperlukan. Persidangan saniri besar dihadiri oleh saniri latupati dan semua Laki-laki yang telah dewasa dan orang-orang tua yang berada dan berdiam di dalam negeri Soya.
"Persidangan saniri umumnya untuk melakukan pemilihan raja, hasilnya seperti yang dilakukan saat ini yakni setelah pemilihan dilanjutkan dengan pelantikan Raja Negeri Soya John Lodwyk Rehatta periode 2017-2023," ujarnya.
Richard mengakui, sejarah Kota Ambon dimulai dari Negeri Soya. Sebagian besar wilayah Pemerintahan Kota Ambon ini semenjak dahulu adalah bagian integral Negeri Soya.
"Saya memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Negeri Soya yang telah menetapkan mata rumah parenta secara profesional, sebagai implementasi Peraturan Daerah terkait pemilihan raja dan kepala desa di Kota Ambon," katanya.
Ia menyatakan, Negeri Soya beberapa dekade terakhir tidak memiliki permasalahan yang serius dengan struktur pemerintah negeri.
"Hal ini berbanding terbalik dengan sebagian desa dan negeri di Ambon yang sampai saat ini belum memiliki raja atau kepala desa definitif, semuanya menjadi hambatan utama penyelenggaraan pemerintahan," katanya.
Richard berharap desa dan negeri lainnya di Ambon yang sampai saat ini belum memiliki pemimpin definitif untuk dapat mencontoh Negeri Soya.
"Saya juga minta warga Soya untuk mendukung raja dalam membangun negeri demi kelancaran pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Raja Negeri Soya John Lodwyk Rehatta kembali terpilih memimpin negeri untuk tiga kali periode terhitung sejak 2000-2006, 2011-2017 dan 2017-2023.