Ambon, 1/5 (Antaranews Maluku) - Kepala Dinas Nakertrans Kota Ambon, Godlif Soplanit mengatakan saat ini terdapat 28 ribu orang di daerah ini yang masih tergolong menganggur akibat minimnya lapangan pekerjaan.
"Data ini sesuai yang dirilis Badan Pusat Statistik dan jumlah usianya bervariatif dari 15 hingga 35 tahun atau lebih," kata Godlief di Ambon, Selasa.
Penjelasan tersebut disamppaikan dalam kegiatan `Bakumpol bacarita kamtibmas may day tanpa unjuk rasa fun day` yang dimotori Kapolda Maluku Irjen Pol Andap Budhi Revianto dan dihadiri sejumlah pejabat utama polda dengan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia Wilayah Maluku.
Menurut Godlief, meningkatnya jumlah angkatan pencari kerja seiring makin banyaknya lulusan perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Kota Ambon seperti Universitas Pattimura Ambon, Unidar, UKIM, IAIN, atau Stagpen Ambon.
Dalam satu tahun misalnya, Unpatti Ambon bisa melaksanakan wisuda sarjana antara dua sampai tiga kali dengan rata-rata lulusan di atas seribu orang lebih.
"Investasi yang paling banyak tumbuh belakangan di Kota Ambon hanyalah sektor jasa pariwisata, perhotelan, cafe, dan restoran, sementara di sektor industri garmen, konveksi, atau perusahaan besar lainnya tidak ada," ujar Godlief.
Dia mengakui masalah menangani dan memberdayakan masyarakat pencari kerja juga merupakan tanggunjawab pemerintah lewat upaya merekrut mereka mengikuti pelatihan khusus pada balai-balai besar ketenagakerjaan.
Pemerintah selama ini menyelenggarakan pelatihan bagi para pencari kerja untuk disiapkan sebagai tenaga kerja handal yang profesional dan memiliki keahlian, namun koordinasi ke pemprov dan pemkab/pemkot belum terlalu baik.
"Saya pernah ke Jakarta dan berdialog dengan Direktur Pelatihan Kemenagertrans bagaimana mempersiapkan SDM untuk eksploitasi blok migas Masela misalnya, apa yang harus kita siapkan dan saya minta jatah tenaga kerja asal daerah ini bisa mengikuti program pelatihan di balai besar," akui Godlief.
Sehingga dalam waktu dekat ini, akan ada tim dari Balai Besar Medan melakukan seleksi sejumlah tenaga kerja bidang pariwisata untuk mengikuti pelatihan di sana.
"Biar mendapatkan jatah minim, yang penting ada peluang yang terbuka untuk memberdayakan masyarakat," tandasnya.
Beberapa waktu lalu pihaknya juga mengirim 14 orang mengikuti pelatihan IT dan rancang teknologi jaringan di Balai Besar Bekasi selama dua bulan.
Enam orang di antaranya telah direkrut oleh PT. MNC Group dan satu orang ke Bali, tiga orang ke Buru Selatan, dan yang lain stand bay dengan gaji di atas standar tidak ikuti upah regional.
"Jadi beda antara tenaga kerja yang terlatih dan terdidik dengan mereka yang profesional, sehingga pemerintah bertanggungjawab untuk mempersiapkan tenaga kerja ini dilatih pada balai-balai besar yang ada," katanya.