Ambon (ANTARA) - Kantor Basarnas Ambon mengatakan, MV Nur Allya, sebuah kapal kargo pengangkut nikel yang berlayar dari Pulau Weda (Pulau Halmahera), Provinsi Maluku Utara dilaporkan telah mengalami hilang kontak sejak lima hari lalu, tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2019 lalu.
"Kapal ini berlayar dari Pulau Weda menuju Makassar (Sulsel) namun sudah lima hari tidak ada komunikasi atau hilang kontak oleh pihak BCC bersama Kantor SAR Ternate (Malut) kepada kami," kata Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muslimin di Ambon, Minggu.
Adanya koordinasi Kantor SAR Tual dengan Ambon dikarenakan posisi kapalnya terakhir diketahui berada pada titik koordinat 02° 36'00" S / 127°12'00" E yang posisinya ada di perairan laut Maluku.
Di dalam kapal MV. Nur Allya milik PT. Gurita Lintas Samudra ini terdapat 25 orang penumpang.
Muslimin mengatakan, jarak lokasi dengan Pos SAR Namlea adalah 44 NM, Heading 9,51° utara Pulau Buru atau LKP sekitar 106 Nm, Heading 316,02° barat laut pulau Ambon.
"Laporannya baru kami terima dari BCC dan Kantor SAR Ternate, Provinsi Maluku Utara hari ini sekitar pukul 13:00 WIT kalau kapal tersebut mengalami hilang kontak atau Distress signal," katanya.
Sehingga Kantor Basarnas Ambon langsung melakukan koordinasi dengan BCC dan Kansar Ternate dan setelah menerima informasi awal, kemudian Pos SAR Namlea, Pulau Buru berkoordinasi dengan potensi SAR untuk melakukan pengecekan ke titik koordinat yang dimaksud.
Kemudian pada pukul 13:45 WIT, tim rescue diberangkatkan ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan pencarian dengan menggunakan kapal yang jarak waktu tempuhnya kurang lebih dua jam perjalanan.
Sedangkan data kapal yang telah diterima Kantor Basarnas adalah MB Nur Allya berbendera Indonesia dan merupakan kapal jenis kargo berukuran 30.089 GT dengan panjang 189 meter dan lebar 32 meter, serta mempunyai 25 orang awak.
Kapal kargo dilaporkan hilang kontak lima hari
Minggu, 25 Agustus 2019 18:20 WIB