Ambon (ANTARA) - Gempa tektonik bermagnitudo 6,8 yang mengguncang Pulau Ambon pada Kamis pukul 08.46 WIT menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan fasilitas umum di wilayah tersebut menurut data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku Farida Salampessy mengatakan, berdasarkan laporan sementara yang diterima BPBD gempa yang melanda Pulau Ambon menyebabkan sejumlah bangunan rumah penduduk, perkantoran, pasar, dan fasilitas umum lain rusak.
Ia mengatakan, petugas BPBD provinsi dan kabupaten/kota masih bekerja di lapangan untuk mengecek dan mendata kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut.
Gempa Ambon antara lain menyebabkan sambungan Jembatan Merah Putih (JMP) retak dan bagian-bagian bangunan kampus Universitas Pattimura Ambon rusak, termasuk gedung rektorat, auditorium, dan gedung Fakultas Kehutanan.
Gempa juga menyebabkan kerusakan di Pasar Apung Negeri Pelauw, Kabupaten Maluku Tengah serta dua rumah warga di Desa Toisapu, Kecamatan Leitimur Selatan dan satu rumah warga di Hative Kecil, Kota Ambon.
Selain itu, gempa menyebabkan keretakan beberapa bagian jalan utama menuju dermaga feri Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, sehingga mengganggu pelayanan penyeberangan dari Hunimua menuju Waipirit, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Beberapa bangunan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon juga rusak akibat gempa. Seorang dosen institut itu meninggal dunia tertimpa reruntuhan dan seorang mahasiswanya terluka kena reruntuhan bangunan akibat gempa.
Gempa juga menyebabkan kerusakan pada satu bangunan masjid di kawasan Gunung Malintang Ambon, Gedung BLK dan Maluku City Mall (MCM) di Desa Passo, Kantor Badan Ketahanan Pangan, Kantor Dinas Sosial Provinsi Maluku serta Gereja Rehoboth.
"Laporan ini baru bersifat sementara karena petugas BPBD masih terus melakukan pendataan di lapangan," kata Farida.
Berkenaan dengan korban jiwa, Farida menuturkan, bahwa menurut data terkini gempa menyebabkan empat terluka dan empat orang meninggal dunia.
Dia juga berharap warga melaporkan kerusakan bangunan rumah dan fasilitas umum maupun korban yang meninggal dunia atau terluka ke BPBD.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan BPBD Kota Ambon untuk menyosialisasikan kondisi terkini kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kepanikan dan ketakutan," katanya.
Sementara itu, warga Kota Ambon dan sekitarnya saat ini mengungsi ke kawasan dataran tinggi karena khawatir tsunami datang meski Kepala Stasiun Geofisika Ambon Sunardi telah menyampaikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.