Ambon (ANTARA) - Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Maluku, Izak Leatemia menegaskan tidak ada pengepungan asrama mahasiswa asal Papua di BTN Wayame, Kecamatan Teluk Ambon oleh TNI maupun Polri, di mana video yang disebarkan adalah berita bohong atau hoaks.
"Video hoaks yang disebarkan melalui akun FB bernama Abner Holago memang membuat marah warga setempat, namun tidak ada pengepungan jalan masuk maupun mess mahasiswa ini," katanya di Ambon, Selasa.
Postingan video hoaks ini menggambarkan seakan-akan warga Wayame bersama salah seorang dosen, RT setempat, Dolvis da Costa bersama perangkat desa telah mengintimidasi mahasiswa Papua.
Menurut dia, kejadiannya bermula pada Senin, (30/11) sekitar pukul 21:30 Wit bertempat di BTN Wayame Blok 4 RT 011 RW 06 Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, tepatnya di kontrakan mahasiswa Papua ada warga asing masuk ke mess itu.
Warga asing ini diduga berasal dari salah satu desa di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Kemudian pejabat Desa Wayame, ketua RT setempat beserta perangkat desa menyambangi mess mahasiswa Papua.
"Pukul 21:50 Wit Pejabat Desa Wayame, Nur Alan La Saleman beserta staf tiba didampingi Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Wayame untuk menanyakan identitas orang yang baru berkunjung ke mess dimaksud," ujar
Namun terjadi penolakan dari mahasiswa Papua yang berada di dalam mess sambil membuat video provokatif, seakan akan mereka dikepung oleh TNI-Polri.
Perangkat Desa Wayame, Bhabinkamtibmas, dan Bhabinsa keluar dari mess mahasiswa Papua karena tidak diizinkan masuk untuk menanyakan identitas terhadap tamu yang baru masuk.
Untuk menjaga situasi keamanan di sekitar lokasi tersebut, personil Polsek Teluk Ambon berjaga-jaga di sekitar lokasi mess mahasiswa Papua.
Ketua RT 011 RW 06 Desa Wayame, Dolvis da Costa juga membantah adanya aksi pengepungan oleh aparat TNI, Polri, dan RT serta perangkat Desa Wayame terhadap mess mahasiswa Papua.
"Saya bersama perangkat RT dan masyarakat masuk mess itu hanya untuk menanyakan ada orang yang dicurigai karena ketika kita masuk dan ada yang lari ke belakang mess," akui Dolvis.
Pejabat Desa Wayame, Nur Alan La Saleman juga menyatakan video yang menyebutkan ada intimidasi terhadap adik-adik mahasiswa Papua di mes Wayame itu tidaklah benar.
"Kedatangan aparat keamanan dan pengurus RT semata-mata adalah patroli wilayah yang sering kali dilakukan, terutama oleh RT dan Bhabinkamtibmas maupun Banbinsa jadi sama sekali tidak ada intimidasi, apalagi sampai melarang mereka keluar dan tidak bisa makan," tandasnya.
Kehadiran aparat keamanan ini pada Senin, (30/11) malam itu sempat terjadi adu mulut karena mereka mengusir para petugas yang datang di mess mereka.