Ambon (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tenggara (Malra) Katrinje Notanubun menegaskan bahwa penderita COVID-19 bukan sebuah aib yang harus dijauhi, melainkan harus saling membantu di tengah pandemi.
"Kasus COVID-19 kadang oleh masyarakat sering kali dianggap sebagai aib, sehingga (penderitanya-Red) dijauhi. Itu pandangan yang keliru," ungkap Katrinje dalam sosialisasi kepada warga saat pembagian bantuan untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di sejumlah Kecamatan di daratan Kei Kecil, Kabupaten Malra, Provinsi Maluku, Selasa.
Seharusnya, lanjut Katrinje, ketika masyarakat atau keluarga kita ada yang terinfrksi COVID-19, maka perlu dukunganan, terutama dukungan psikologis dan bagiamana kita secara bersama-sama memberikan penanganan.
Namun, perlu disadari bersama bahwa lebih baik mencegah untuk terpapar dari pada kita sudah masuk pada tahapan penanganan akibat COVID-19, karena ketika sudah masuk pada penanganan maka ini yang sulit dimana status kesehatan setiap masyarakat berbeda-beda.
Baca juga: Warga syukuri bantuan beras dari pemerintah ringankan dampak PPKM
"Ketika seseorang dilakukan rapid test antigen dan hasilnya adalah positif, maka itu dikatakan terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga kesadaran kita untuk mengingatkan ataupun orang kesadarannya sendiri untuk berobat setelah terkonfirmasi. Dinyatakan positif, maka mari kita sadar dan berobat apalagai kalau masih dalam keadaan tanpa gejala ataupun gejala ringan maka sangat mudah diobati," ujar Katrinje.
Ia mengingatkan jangan sampai tunggu sudah gejalanya berat berupa sesak napas hebat, baru dibawa ke RS untuk diobati karena akan sangat sulit mendapat pertolongan oleh pihak medis,
"Hal ini harus saya tegaskan karena angka kesembuhan itu ada, karena mereka dalam keadaan ringan dan cepat diobati, namun angka kematian juga terus bertambah akibat orang-orang yang sudah masuk dalam kondisi yang berat diserta penyakit penyerta seperti kencing manis, ginjal, dan jantung," ujarnya.
Ia menambahkan tips untuk mencegah sehingga kita tidak mudah terpapar Covid-19 itu sendiri yakni menjalankan protokol kesehatan dan juga mengikuti vaksinasi.
"Vaksin ini diberi untuk membentuk kekebalan tubuh dan hasil penelitian terakhir bahwa varian Delta dapat diatasi dengan vaksin Sinovac yang kita terima, jadi warga jangan takut untuk divaksin." terang Katrinje.
Menurut data Dinas Kesehatan Malra, rinci Katrinje, kasus COVID-19 di Malra periode Maret 2020 hingga 2 Agustus 2021 terkonfirmasi 375 orang. Dari jumlah itu pasien sembuh 279 orang, meninggal 19 orang. Jumlah kasus aktif 77 orang dimana 13 orang dirawat di RSUD Karel Sadsuitubun, sembilan orang dikarantina terpusat Ngilngof, dan 57 orang sisanya isolasi mandiri.
Baca juga: Pemkab Malra minta tambahan vaksin COVID-19, begini penjelasannya
Baca juga: Pemkab Malra minta tambahan vaksin COVID-19 karena animo warga tinggi
Dinkes Malra ajak warga hapus stigma aib terhadap penderita COVID-19
Selasa, 3 Agustus 2021 10:06 WIB