Ambon (ANTARA) - "Kota Ambon ibu negeri tanah Maluku, di pinggir laut tempat kita bersatu, terlihat dari jauh gunung Salahutu, beta ingat dahulu beta di situ". Sepenggal lirik "Gunung Salahutu" ciptaan Charel Hehanusa, menggambar tentang kerinduan anak-anak di perantauan Maluku akan Kota Ambon sebagai kampung halamannya.
Ambon memang kota kecil nan indah dihiasi teluknya yang cantik serta keramah tamahan warganya yang cinta akan musik sebagai urat nadinya, memang pantas menumbuhkan kerinduan banyak orang untuk datang berkunjung.
Sebagai kota kecil di Timur Indonesia berjargon "manise", sejak dulu Ambon dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, kota yang mengelilingi Teluk Ambon yang indah, dan terus bergeliat menghadapi berbagai problem sosialnya, tetapi tetap menarik untuk dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Sebagai Ibu kota provinsi Maluku yang terus berbenah diri menjadi kota maju, Ambon kini dilirik banyak orang sebagai kota internasional di Indonesia timur sejak ditetapkan sebagai “city of music” oleh Unesco pada 30 Oktober 2019. Tiada hari tanpa nyanyian serta kidung pujian yang terdengar dari penjuru kota itu.
Namun di usia semakin renta saat ini, pemerintah dan masyarakat Kota Ambon diperas tenaganya untuk berjibaku melawan penularan COVID-19, pandemi global yang telah merenggut nyawa lebih dari 4,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 134.356 orang di Indonesia hingga akhir Agustus 2021.
Tangguh hadapi COVID-19
Kota Ambon sendiri saat saat ini menjadi sentrum penularan COVID-19 tertinggi di provinsi Maluku dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif per 2 September 2021 mencapai 8.807 orang, atau 61,07 persen dari total kasus positif di Maluku sebanyak 14.419 orang.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengakui penularan COVID-19 berdampak sangat besar, tidak hanya pada sektor kesehatan tetapi juga pada semua sendi kehidupan masyarakat.
"Pandemi COVID-19 membuat anak-anak kita tidak dapat belajar tatap muka. Banyak karyawan di PHK dan harus kehilangan mata pencaharian, banyak perusahaan menghentikan aktivitasnya, otomatis kehidupan masyarakat yang terdampak menjadi semakin sulit secara ekonomi," katanya.
Tetapi apapun keadaan yang dihadapi, Richard berharap warganya tidak menyerah, tidak hilang harapan, serta percaya badai pasti berlalu dan akan ada pelangi sehabis hujan. Dalam gelap malam ada percikan terang bintang dan bulan untuk menerangi dan menuntun langkah.
“Tuhan menciptakan gelap malam, dan juga terang siang hari. Jadi kita harus tetap optimis dan semangat suatu saat akan terbit terang dan kita semua bebas dari pandemi ini, hidup seperti sediakala, bahkan mungkin kita akan lebih bijaksana karena punya pengalaman berharga untuk keluar dari cobaan pandemi ini,” katanya.
Di sisi lain, Walikota bersyukur atas tingkat kedewasaan dan kematangan warga Ambon di masa pandemi, salah satunya semangat persatuan dan kesatuan seluruh komponen masyarakat yang terus meningkat untuk bersatu padu memerangi COVID-19.
Hal ini terlihat dari peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, ketua RT/RW dalam mengatasi berbagai persoalan kemasyarakatan, sosial, ekonomi, juga permasalahan memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19 di lingkungan masing-masing.
Pandemi COVID-19, juga memberikan pelajaran akan tatanan hidup baru bagi semua warga untuk rajin mencuci tangan secara benar menggunakan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat bepergian keluar rumah, selalu menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan serta makan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan imun tubuh.
Baca juga: Upacara HUT ke-446 Kota Ambon meriah di tengah hujan
COVID-19 melandai
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy menyebutkan hingga 2 September 2021, jumlah warga terkonfirmasi positif COVID-19 di ibu kota provinsi Maluku itu sebanyak 8.807 orang, dengan angka kesembuhan mencapai 97,49 persen atau sebanyak 8.586 orang.
Hingga perayaan HUT ke-556 masih tersisa 57 orang dalam perawatan dan 164 orang meninggal dunia, baik masyarakat maupun tenaga kesehatan yang berjuang pada garis terdepan dalam penanganan COVID-19 di kota ini.
Upaya advokasi mandiri masyarakat terus dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat Ambon untuk di vaksin, sebagai upaya pemerintah membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap COVID-19.
Data dinas kesehatan menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat untuk divaksin cukup tinggi, di mana hingga 4 September 2021 terdapat sebanyak 167.043 warga kota yang telah divaksin baik dosis pertama maupun dosis kedua, dari target sebesar 274.194 warga. Angka cakupan vaksin telah mencapai kurang lebih 60,09 persen.
Peningkatan warga mengikuti vaksin seiring pelaksanaan pekan selebrasi vaksinasi yang dilaksanakan menyongsong HUT ke-446 kota Ambon, antusias masyarakat untuk divaksin, terutama anak-anak mengalami peningkatan signifikan.
"Rata-rata setiap hari 1.500 - 2.000 anak mengikuti vaksinasi. Hingga akhir pelaksanaan vaksinasi massal jumlah penerima vaksin mengalami peningkatan signifikan," ujar Wendy.
Dinas kesehatan menyediakan tiga jenis vaksin yakni Moderna sebanyak 12 ribu dosis serta Aztrazeneca dan Sinovac, masing - masing 10 ribu dosis, dengan sasaran masyarakat yang sama sekali belum menerima vaksin atau belum divaksin tahap kedua, Ibu hamil, pemuda 18-30 tahun, serta anak usia 12 - 17 tahun.
"Kami awalnya menargetkan 4.460 orang terlayani pada pekan selebrasi vaksinasi sesuai usia kota Ambon. Alhamdulillah hingga hari terakhir pelaksanaan pada 2 September 2021 warga yang berhasil divaksin sebanyak 15.055 orang. Sebanyak 5.754 diantaranya adalah remaja usia 12-17 tahun,” kata Wendy.
Baca juga: Pemkot Ambon gelar doa bersama secara virtual jelang HUT ke-446, syukuri kemurahan Tuhan
Inovasi di tengah pandemi
Kendati dihantui badai COVID-19 yang tidak pasti kapan berakhir, pemkot Ambon di bawah kepemimpinan Richar Louhenapessy dan Wakil Walikota Syarief hadler terus berinovasi meningkatkan pelayanan maupun kesejahteraan masyarakat.
Keduanya menyadari keberadaan orang pesimistis melihat ‘tantangan’ sebagai ‘hambatan’, sedangkan orang optimistis selalu melihat ‘tantangan’ sebagai ‘peluang’. Hal ini terbukti ketika dalam situasi pandemi COVID-19, sebagian masyarakat Ambon mulai berinovasi untuk meningkatkan pelayanan maupun kesejahteraannya.
Masyarakat di Ambon, kata Wali Kota Ambon dua periode itu, mulai berinovasi meningkatkan pendapatan keluarga diantaranya melalui "urban farming" yang awalnya bertujuan membantu menekan pengeluaran warga, terutama terhadap komoditas sayuran. Tetapi saat ini sayur dan buah "urban farming" sudah bisa dijual. Terbuka peluang pasar lebih besar bagi sayuran dan buah-buahan hasil hidroponik dan organik.
Sejalan dengan itu, Pemkot Ambon juga terus berinovasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Atas berbagai upaya tersebut, Pemkot ambon secara berturut-turut meraih penghargaan yaitu pada April 2021 sebagai kota inovasi terbaik oleh asosiasi pemerintah kota seluruh Indonesia (Apeksi), serta penghargaan e-gov smart city kategori inovasi oleh pemerintah pusat pada Agustus 2021.
Fakta bahwa pandemi telah memberikan dampak terhadap kondisi perekonomian nasional bahkan global yang juga berimplikasi kepada perekonomian kota Ambon. Dalam kurun waktu 2015-2019 Ambon mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,07 persen, tetapi mengalami tekanan berat di tahun 2020 dan pertumbuhannya terkontraksi hingga minus 1,95 persen.
Walau demikian, tekanan COVID-19 tidak berpengaruh signifikan terhadap laju inflasi. Laju inflasi atau peningkatan harga barang kebutuhan pokok di Ambon cenderung terkendali yakni pada tahun 2020 tercatat sebesar 0,06 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar 2,06 persen.
Menyikapi berbagai dampak yang ditimbulkan akibat pandemi, menurut Richard pihaknya tidak berdiam diri. Berbagai kebijakan dilakukan terutama penyediaan jaring pengaman sosial di daerah untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, khususnya kelompok terdampak COVID-19.
Hingga akhir Agustus 2021 Pemkot Ambon telah mendistribusikan bantuan program keluarga harapan bagi 7.014 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), program sembako bagi 5.355 KPM serta bantuan sosial tunai kepada 7.822 KPM.
Selain itu, melalui alokasi dana desa telah didistribusi bantuan langsung tunai kepada 453 KPM. serta bantuan langsung tunai dana desa bagi 4.502 KPM.
Baca juga: HUT kota Ambon digelar sederhana di masa pandemi COVID-19, begini penjelasannya
HUT di tengah pandemi
Sejalan dengan itu, peringatan HUT ke-446 kota Ambon tahun 2021 mungkin akan terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada gebyar kemeriahan bagai seluruh warga, tidak ada pesta rakyat, panggung hiburan, makan patita (makan bersama), atau lomba antar desa, negeri dan kelurahan, karena Pemberlakuan pembatasan Kegiatan masarakat (PPKM) masih tetap diterapkan untuk memutus rantai penularan virus corona.
"Peringatan HUT tahun ini tetap dipusatkan di Lapangan Merdeka padsa hari ini (Selasa) wajib menjaga jarak dan memakai masker. Undangan dan peserta upacara yang hadir pun juga dibatasi, selebihnya mengikuti secara daring termasuk warga Kota Ambon," kata Ketua panitia HUT, Joy Reiner Adriaanzs.
Puncak peringatan HUT dengan penerapan protokol kesehatan ketat itu hanya akan dihadiri forkopimda Maluku dan Kota Ambon, anggota DPRD Kota Ambon, pimpinan OPD, para Kades/Raja/Lurah, termasuk beberapa tamu istimewa yakni Wali Kota Bogor Arya Bima yang menjabat Apeksi, Direktur eksekutif Apeksi, Ketua Komwil VI Apeksi serta rektor Universitas Udayana Denpasar.
Peringatan HUT ke-446 merupakan perayaan terakhir di masa kepemimpinan Wali Kota richard Louhenapessy, Wakil Wali Kota Syarief hadler dan Sekretaris Kota Anthoni Gustaf Latuheru. Perayaan ini juga merupakan tahun dilaksanakan di masa pandemi.
Walau tanpa kemeriahan, Joy berharap perayaan HUT Ambon berjalan sukses dan disambut gegap gempita seluruh warga sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas kepemimpinan "tiga batu tungku" atau tiga serangkai di kota itu.
Dia menambahkan, rangkaian kegiatan menjelang HUT terfokus pada berbagai agenda bertemakan aksi dan kepedulian sosial aparatur, peningkatan inovasi daerah, seminar internasional, pembelajaran secara online, serta ungkapan syukur atas kebaikan Tuhan bagi kota Ambon Manise “The City of Music”, serta memadukan derap langkah seluruh warga memberantas virus corona.
Kota Ambon pada 7 September 2021 genap berusia 446 tahun. Di usia yang semakin tua. Ambon kini menjadi kota kecil padat penduduk yang sarat berbagai problem sosial, tetapi tetap dirindukan banyak orang.
Dengan berbagi terobosan dan kebijakan yang dilakukan pemerintah kota, Ambon akan mampu keluar dari jerat pandemi COVID-19 seiring dengan dengan geliat kehidupan ekonomi, sosial dan budaya yang semakin hidup.
Baca juga: CCI lakukan pangkas rambut gratis meriahkan HUT RI di Ambon, begini penjelasannya
Ambon "Tangguh" di tengah ancaman pandemi COVID-19, perangi corona
Selasa, 7 September 2021 11:28 WIB