Ambon (ANTARA) - Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) akan mencanangkan gerakan "GPM menanam" pada 11 Sepmeber 2021 sebagai langkah awal pemberdayaan ekonomi terpadu seluruh jemaatnya di provinsi Maluku dan Maluku Utara.
"Gerakan GPM menanam ini berbasis pada pengelolaan pangan lokal unggulan di masing-masing wilayah," kata Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas T. Maspaitella, di Ambon, Selasa.
Gerakan GPM menanam merupakan salah satu strategi Sinode GPM dengan wilayah pelayanan menjangkau Provinsi Maluku maupun Maluku Utara , untuk mempersiapkan ketangguhan pangan jemaatnya dalam menyambut satu abad GPM, sekalius kemandirian gereja beraliran Protestan Reformasi atau Calvinis pada 6 September 2035.
Gerakan itu juga bertujuan menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap pangan yang merupakan sumber berkat Tuhan yang sudah disediakan bagi masyarakat di Maluku dan Maluku Utara.
Menurut Elifas, lembaga keumatan yang dipimpinnya memandang pangan lokal sebagai simbol kedaulatan ekonomi daerah.
"Jadi kita harus tanguh dengan pangan kita sendiri dan dapat dikelola oleh seluruh masyarakat di seluruh wilayah pelayanan GPM," katanya.
Masyarakat di berbagai daerah di Maluku dan Maluku Utara, katanya, telah terbiasa dengan pola bertani terutama di lahan kering.
Pihaknya, tandas Elifas, akan menjadikan pusat pembinaan pertanian milik GPM di Desa Uraur, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sebagai sentra pengembangan, sekaligus membangun communitty college.
Dia berharap gerakan tersebut dapat disinkron dengan upaya pemerintah memajukan sektor pertanian daerah, karena tujuannya untuk membawa masyarakat Maluku dan Maluku Utara keluar dari kemiskinan dan berkontribusi besar terhadap kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.