Maluku Tenggara (ANTARA) - Capaian vaksinasi COVID-19 Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, terkoreksi menjadi 68,99 persen di data pemerintah pusat dan berbeda dengan data hitung manual pemerintah setempat yang mengklaim sudah mencapai 74,08 persen.
"Akan tetapi, kendala-kendala tersebut membuat kami terus berupaya, sebagaimana yang disampaikan Bupati bahwa bukan persoalan angka, namun bagaimana seluruh masyarakat divaksin yang tujuannya untuk memiliki kekebalan terhadap COVID-19 apalagi dengan adanya varian baru yakni Omicron maupun Deltamicron," kata Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tenggara, dr Katrinje Notanubun, di Langgur, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu.
Pemkab MalukubTenggara pada akhir tahun 2021 menyatakan pencapaian vaksinasi di daerah terluar Provinsi Maluku tersebut sudah mencapai target nasional karena sudah melebihi 70 persen dari jumlah total sasaran sebanyak 93.569 orang.
Namun, Katrinje mengatakan capaian vaksinasi Malra sesuai hitungan di Nasional baru mencapai 68,99 persen, berbeda dengan hitungan secara manual yang dilakukan Pemkab Malra maupun Pemerintah Provinsi Maluku yang mencapai 74,08 persen.
Selain itu, ia juga mengatakan perbedaan data jumlah capaian vaksinasi di Malra juga dipengaruhi oleh banyak masyarakat Malra yang sudah divaksinasi oleh TNI maupun Polri di daerah tersebut, namun datanya tidak masuk dalam data capaian vaksinasi Pemda Malra. Karenanya, ada juga perbedaan data vaksinasi yang dihitung Pemda dengan data capaian vaksinasi yang dihitung TNI Polri.
"Hal itu itu juga dialami seluruh daerah," katanya.
Karena vaksinasi belum capai 70 persen, lanjutnya, Malra belum bisa melaksanakan vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun.
"Dibukanya vaksin untuk anak usia 6-11 tahun akan kita lakukan setelah kita memenuhi syarat vaksinasi dosis I sudah mencapai 70 persen secara nasional," katanya.
Meski begitu, ia optimis akan mencapai target capaian vaksinasi karena melihat pergerakan vaksinasi massal yang masih yang terus digalakan oleh Pemda dengan dukungan semua organisasi perangkat daerah, pihak Kecamatan dan Ohoi (desa) yang berjalan baik.
Selain itu, guna capaian secara nasional tersebut, kita segera melakukan percepatan penginputan data dari puskesmas-puskesmas di daerah ini yang telah melakukan vaksinasi dengan dukungan dan kerjasama dengan Disdukcapil untuk verifikasi NIK.
"Jadi dalam waktu dekat kita sudah dapat melakukan vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun dan jelas bahwa kita akan bersama Dinas Pendidikan akan mensosialisasikannya terlebih dahulu kepada orang tua murid maupun anak," tandas Notanubun.
Ia menambahkan, Presiden juga sudah mengistruksukan untuk pelaksanaan vaksin Booster atau vaksin dosis III, dimana itu untuk masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis I dan II terutama bagi para Lansia karena dianggap sangat rentan.
Terkait ketersediaan vaksin di Malra, Notanubun mengatakan stoknya masih mencukupi. "Dan kita tidak bisa minta sebanyak-banyaknya karena masa ekspaer vaksin yang pendek, namun kita tidak juga menunggu ketika vaksinnya kosong baru kita minta," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa masih banyak juga masyarakat yang belum mau untuk divaksin karena cenderung mempercayai hoaks atau informasi yang tidak benar, seperti kalau menerima vaksin maka dalam kurun waktu tertentu kita akan meninggal dunia dan lainnya.
Oleh karena itu kesadaran masyarakat serta kepercayaan kepada pemerintah sangat dibutuhkan karena ini untuk kebaikan bersama dan jangan untuk mudah mempercayai hoaks.
"Ayo kita vaksin, sehingga imunitas kita ada dan didukung dengan menjalankan protokol kesehatan, maka kita benar-benar terlindungi dari COVID-19, karena secara global tidak ada satupun negara yang sudah menuntaskan penganan Covid-19." tegas Notanubun.