Ambon (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, menyatakan akan mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk menyentuh akar masalah guna mencari solusi permanen terhadap konflik di Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah, yang sempat memanas dan menimbulkan jatuh korban jiwa.
"Kejadian rentetan beberapa hari ini mau tidak mau kita harus hadapi. Untuk penanganan kasus yang terjadi di Pulau Haruku kita tahu akar permasalahannya, mari kita dorong Pemprov (Maluku-Red) untuk penyelesaiannya," kata Irjen Pol Lotharia Latif di Ambon, Senin.
Kapolda menyampaikan hal tersebut saat memimpin apel di Lapangan Letkol Pol CHR Tahapary, Tantui, Kota Ambon, Senin. Turut hadir dalam apel tersebut Wakapolda Maluku Brigjen Pol. Jan de Fretes,, Irwasda, dan para pejabat utama serta personel Polda Maluku.
Baca juga: Kapolda Maluku tegaskan tidak ada perusakan rumah ibadah di Kariuw, begini penjelasannya
Lotharia yang baru menjabat Kapolda Maluku sejak Januari ini meminta jajarannya untuk menjadi perekat bangsa di tengah Kehbinekaan, dan bersama dapat menyelesaikan segala persoalan dengan jiwa-jiwa nasionalisme. Rentetan kejadian sejak beberapa hari lalu di Pulau Haruku, lanjutnya, telah menyita perhatian publik dan sempat mengganggu Kamtibmas, namun kini mulai kondusif.
"Menyikapi perkembangan di Maluku terdapat beberapa peristiwa, yang merupakan akumulasi berulang dari kejadian terdahulu yang tidak diselesaikan, mulai dari status hukum maupun dinamika di lapangan. Untuk itu kepada seluruh anggota diminta dapat menjadi perekat bangsa di tengah Kebhinekaan kita, untuk sama-sama menyelesaikan segala persoalan yang ada dengan jiwa-jiwa nasionalisme," katanya.
Menurut dia, proses yang sementara ini sudah dijalani terkait penyelesaian konflik merupakan langkah preemitif dan preventif maupun sampai penegakan hukum. Namun, Kapolda berharap penyelesaian konflik Pulau Haruku harus dapat dilaksanakan bersama-sama sesuai tanggung jawab, dan untuk itu solusi perlu menyentuh akar permasalahannya.
Sebelumnya, konflik di Pulau Haruku memanas pada akhir Januari antara warga Desa Kariuw dan Desa Ory karena dipicu sengketa lahan yang sudah berlangsung lama. Konflik menyebabkan jatuh korban jiwa sebanyak tiga orang, dan ratusan rumah di Desa Kariuw rusak.
Baca juga: Kapolda Maluku jenguk anggota polisi korban konflik Kariuw-Pelauw, wujud kepedulian pimpinan
Berdasarkan data Polda Maluku, tercatat sebanyak 211 unit rumah rusak. Rinciannya 183 di antaranya rusak berat, 28 lainnya rusak ringan.
Khusus untuk bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Kariuw, tercatat dua ruangan terbakar.
Kemudian untuk kendaraan bermotor roda dua yang rusak milik warga ada 19 unit, tiga motor dinas Polri, satu motor dinas TNI dan mobil sembilan unit.
Untuk rumah warga yang masih utuh atau tidak mengalami kerusakan akibat konflik, tercatat sebanyak 100 unit. Bangunan lain yang masih utuh yakni Gereja Eben Haezer, Pastori, Baileo, dan Pasar.
Kendaraan bermotor roda dua yang masih utuh sebanyak 58 unit, mobil ada tiga unit. Dan semuanya sudah diamankan aparat keamanan.
Baca juga: Pangdam Pattimura minta polisi tegakkan hukum bagi pelaku konflik, ditunggu realisasinya
Baca juga: Polda Maluku data kerusakan rumah akibat konflik di Kariuw, butuh anggaran besar bangun kembali