Ambon (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon, Maluku, mendorong pemerintah kota untuk menegaskan kepada pedagang pasar modern dan tradisional untuk menyamaratakan dan menstabilkan harga minyak goreng.
“Kami dorong pemerintah daerah untuk turun langsung ke lapangan untuk cek and ricek. Agar perilaku spekulan ini jangan muncul,” kata Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, Jafri Taihutu di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan, dalam pekan ini akan melakukan pertemuan bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag), pedagang pasar modern, pedagang pasar tradisional, sekaligus bersama para distributor.
“Ini harus dikawal secara baik jangan sampai di tengah hiruk pikuk kelangkaan ini ada spekulan. Yang ulahnya itu merugikan masyarakat tapi menguntungkan mereka secara pribadi,” tegasnya.
Baca juga: Pemprov Maluku jamin stok kebutuhan pokok cukup jelang Ramadhan
Menurutnya, minyak goreng di pasar mestinya harganya sudah distabilkan, apalagi sudah menjelang Ramadhan, minyak goreng sangat dibutuhkan masyarakat.
“Puasa ini kan sudah di depan mata juga. Jadi penting sekali ada stabilisasi harga, yang ke dua stok itu harus tersedia, sehingga menjawab kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Untuk diketahui, harga minyak goreng di pasar sempat dinaikkan harganya menjadi Rp21 ribu per liter, namun kemudian diturunkan lagi harganya menjadi Rp14 ribu per liter.
Namun, di pasar modern hingga pasar tradisional, harga minyak goreng yang telah dibijaki Dinas Perindag untuk penetapan harga minyak goreng senilai Rp14 ribu per liter itu tidak merata.
Maka dari itu, DPRD dorong Pemkot untuk melalukan pengecekan dan penegasan terhadap pedagang terkait stabilitas harga minyak goreng di Kota Ambon.
Baca juga: Disperindag : Distributor harus patuhi ketetapan harga minyak goreng, begini penjelasannya