Langgur, Maluku Tenggara (ANTARA) - Tim Dinas PUTR Maluku Tenggara bersama PUPR Maluku pada Sabtu (25/06) telah meninjau sekaligus melakukan survei terhadap ambruknya jembatan yang berlokasi di Ohoi (Desa) Reyamru Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Siaran pers Pemkab Malra yang diterima ANTARA, Minggu, menyebutkan jembatan yang ambruk pada hari Jumat (24/06) adalah Jembatan Wear Lakes, berlokasi diujung Ohoi Reyamru.
Jembatan tersebut dibangun sejak 30 tahun silam, berlantai aspal dan hanya memiliki dua gelagar, dengan panjang jembatan 12,5 meter dan lebar 4,2 meter.
Peyebab utama jembatan Wear Lakes ambruk disebabkan karena tingginya intensitas curah hujan beberapa hari terakhir, dan dari keterangan warga setempat bahwa terdapat kiriman air dari gunung yang debitnya sangat besar, serta usia jembatan tersebut yang sudah 30 tahun lebih.
Baca juga: Bupati Thaher: Jembatan Reyamru ambruk, direspon cepat DPRD dan Pemprov Maluku
Jembatan Wear Lakes juga diketahui merupakan akses penghubung satu-satunya antara Ohoi Reyamru dan semua Ohoi di Kei Besar Utara Timur, sehingga perlu penanganan sesegera mungkin yakni pembangunan jembatan darurat.
Untuk saat ini, akses jalan masih belum bisa dilalui, kebutuhan logistik warga yang terisolir dibantu dan dipasok oleh pihak desa dan masyarakat dengan berjalan kaki.
Perlu diketahui, Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun paska ambruknya jembatan tersebut telah menyampaikan secara langsung kepada Pemprov Maluku dan juga DPRD Maluku untuk menyikapinya.
"Ambruknya jembatan di Ohoi Reyamru ini dibahas secara intensif di dalam rapat bersama Pemprov dan DPRD dan telah mendapat respon dan perhatian yang sangat baik," ungkap Thaher.
Tiga langkah strategis yang diambil, yaitu, tim Dinas PUPR Maluku yang sementara berada di Malra bersama dengan Tim dari Dinas PUTR Malra, segera melakukan
survey, penilaian dan perhitungan kebutuhan penyediaan/penggantian, dan pembangunan jembatan Reyamru yang ambruk.
Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas PUPR membangun koordinasi bersama Pemkab Malra mencari solusi cepat, berupa penyediaan jembatan darurat untuk kelancaran akses masyarakat melintasi jalan di wilayah utara timur.
Kemudian, kebutuhan pembangunan jembatan Reyamru yang ambruk akan diprioritaskan dalam penyusunan APBD Perubahan Provinsi Maluku tahun 2022, dengan dukungan dan pengawalan Anggota DPRD serta memohon restu Gubernur Maluku.
Baca juga: Bendungan Waeapo Maluku dirancang mampu alirkan air ke 10.000 ha sawah di Pulau Buru