Ambon (ANTARA) - Cuaca ekstrem berupa hujan dan gelombang laut tinggi di Provinsi Maluku menyebabkan harga sejumlah bahan pangan khususnya jenis sayur dan bumbu-bumbu masih tetap bertahan tinggi selama sebulan terakhir.
"Untuk harga bawang merah sampai hari ini masih berada di harga Rp70.000 per kilogram, sementara harga bawang putih berkisar Rp28.500 hingga Rp30.000 per kilogram," kata Masniah, seorang pedagang di Pasar Mardika Ambon, Selasa.
Sama halnya dengan harga aneka jenis sayuran seperti kangkung dan sawi, kini masih tetap berada di kisaran Rp10.000 hingga Rp13.000 per ikat. Padahal dalam kondisi normal, harganya hanya Rp5.000 per ikat.
Menurut dia, tingginya curah hujan sejak awal tahun hingga saat ini membuat hasil produksi para petani sayuran juga berkurang bahkan ada yang rusak sehingga gagal panen.
Kondisi ini mengakibatkan para pedagang di pasar membeli dengan harga yang tidak seperti biasanya, dan harus dijual lagi kepada konsumen secara eceran dengan harga lebih tinggi.
Bahkan beberapa hari lalu, lanjutnya, dua jenis sayuran kangkung dan sawi nyaris menghilang di pasar karena tidak ada pasokan dari sentra-sentra produksi. Pasokan sayur di pasar Kota Ambon banyak mengandalkan dari Pulau Seram maupun Maluku Tengah.
Baca juga: Pemprov Malut jamin ketersediaan pangan jelang Idul Adha 2022
Tingginya harga komoditi seperti cabai juga mengakibatkan penjualan menurun, sehingga pedagang terpaksa menurunkan harga meski merugi.
"Kalau harga cabai merah terpaksa kami turunkan dari Rp20.000 per cupa dua hari lalu, menjadi Rp10.000 agar bisa dibeli konsumen sebab mau membusuk. Padahal modalnya tidak balik karena harganya Rp50.000 per kilogram," ucap Masniah.
Pedagang lainnya, Usman mengatakan, untuk labu siam masih dijual dengan harga normal Rp10.000 per tumpuk antara tiga sampai empat buah. Sedangkan harga telur ayam ras antara Rp900 hingga Rp1.200 per butir, dan minyak goreng curah fortuna turun dari Rp24.000 menjadi Rp20.000 per kilo.
Sedangkan, untuk harga ikan segar masih bertahan di level Rp20.000 per tumpuk atau wadah. Penjual ikan di Maluku tidak menimbang ikan sebagai patokan, melainkan dilihat dari ukuran maupun wadah yang digunakan.
Sementara itu, Kapela Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Poly Jamlean mengatakan, melonjaknya harga-harga barang di pasaran akibat faktor cuaca dan berpengaruh terhadap masa panen terutama petani lokasi di Pulau Ambon dan Seram.
"Jadi kalau pasokan dari sentra lokal berkurang maka para pedagang mendatangkan dari luar daerah, seperti Surabaya, Makassar guna menutupi permintaan di Kota Ambon," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Maluku klaim harga bahan pokok terjangkau jelang Idul Adha
Baca juga: BI: Kenaikan harga hortikultura & tiket pesawat picu inflasi Maluku
Cuaca ekstrem akibatkan harga bahan pangan masih tinggi di Ambon
Selasa, 19 Juli 2022 11:28 WIB