Langgur, Maluku Tenggara (ANTARA) - Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, meminta kedua pihak yang bertikai untuk menghentikan bentrokan di Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), karena Polri memastikan akan menjalankan proses hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Saya himbau masyarakat hentikan pertikaian dan ambil jalan damai. Keluarga korban yang meninggal juga sudah serahkan kasus ke penegak hukum untuk proses hukum, dan ada pelaku yang diamankan," kata Irjen Pol Lotharia Latif ketika dikonfirmasi ANTARA di Ambon, Senin (25/7) malam.
Jenderal bintang dua ini mengatakan untuk penanganan konflik di lapangan sudah ditangani oleh Kapolres Malra bersama Dandim setempat yang sudah langsung turun menghalau kedua pihak yang bertikai. Kapolda juga memerintahkan untuk penambahan personel Brimob ke Malra.
"Saya tambahkan juga perkuatan pasukan Brimob dari (Kabupaten) Aru," katanya.
Baca juga: Sejumlah rumah terbakar akibat bentrokan warga kembali pecah di Maluku Tenggara
Sementara itu, berdasarkan pantauan ANTARA di Malra, kondisi pada Senin malam terlihat sudah mulai kondusif. Aparat gabungan TNI Polri tengah melakukan pengamanan di perbatasan kedua desa untuk mengantisipasi bentrok susulan.
Upaya mediasi perdamaian oleh tokoh agama, Pemkab Malra dan aparat keamanan terus dilakukan.
Pastor Lopez Sirken, salah satu pemuka agama di Malra, menghimbau masyarakat yang bertikai untuk dapat menahan diri.
"Marilah Basudara semua, mohon tahan diri, tentu banyak yang mengalami sakit hati, banyak yang tidak terima kenyataan. Tapi berilah kesempatan kepada Pihak Pemerintah, TNI, Polisi, dan Tokoh Adat, Masyarakat, Agama untuk membantu menyelesaikan masalah saat ini," ungkap Pastor Lopez dalam pernyataan yang diterima ANTARA di Langgur.
Pastor Lopez Sirken mengajak warga baik di dalam maupun di luar daerah, untuk tidak menyebarkan foto dan kata-kata yang dapat memprovokasi keadaan lewat media sosial.
"Marilah kita hentikan postingan foto dan kata-kata yang dapat menimbulkan multi tafsir, kenyataan di lapangan kadang berbeda dengan berita yang tersebar (hoax)," katanya.
Baca juga: Puluhan personel TNI-Polri bersiaga cegah bentrok susulan di Malra
Bentrokan antarkelompok warga dari Desa Ohoiren dan Ohoidertutu di Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Malra kembali pecah pada Senin pagi.
Bentrokan kedua warga dari dua desa yang berbeda ini awalnya terjadi pada Sabtu (23/7) lalu, namun sempat mereda. Bentrok tersebut merupakan imbas dari adanya korban perkelahian antarkelompok pemuda Desa Ohoidertutu dengan kelompok Desa Ohoiren pada Sabtu (23/7) dini hari pukul 02.30 WIT di Ohoi Somlain.
Dalam pertikaian pada Sabtu itu mengakibatkan seorang warga meninggal dunia, yang memicu aksi balasan pada Senin.
Polisi hingga Senin malam belum mengungkap berapa korban dan kerusakan akibat bentrok susulan. Namun, sedikitnya lebih dari satu rumah yang rusak dan sejumlah warga dari kedua pihak luka-luka.
Baca juga: Polres Malra dan pastor lerai bentrokan yang tewaskan seorang warga